Pati, infoseputarpati.com – Dalam agenda percepatan penurunan stunting di Kabupaten Pati, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) menggelar agenda rembug stunting tingkat Kabupaten.
Kegiatan yang berlangsung di Pendopo Kantor Bupati Pati pada Rabu (29/6/2022) tersebut diikuti secara hybrid (luring dan daring) oleh 225 peserta yang terdiri dari Tim Penggerak PKK, seluruh Kepala Puskesmas se-Kabupaten Pati, Camat se-Kabupaten Pati dan juga Kepala Desa yang dinyatakan sebagai Desa Lokus Stunting Tahun 2022.
Sedangkan, secara daring melalui zoom meeting diikuti oleh petugas kesehatan puskesmas seluruh Kabupaten Pati.
Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Bupati Pati, Haryanto yang didampingi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Pati, Jumani.
Dalam sambutannya, Haryanto mengungkapkan bahwa dalam setiap penemuan kasus stunting ia berharap agar segera mendapatkan perhatian dan penanganan khusus.
Ia juga berpesan kepada Kepala Desa agar lebih berperan aktif serta melakukan program yang terintegrasi dengan kondisi di lapangan dan juga penganggaran.
“Perlu adanya penanganan secara tepat dan cepat saat ditemukan kasus stunting, serta berkaitan dengan penganggaran di masing-masing juga harus terintegrasi dengan program yang di lapangan,” katanya saat menyampaikan sambutan pada kegiatan tersebut.
Pada kegiatan tersebut, juga turut hadir Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Pati, Muhtar dan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pati, dr. Aviani Tritanti Venusia.
Selain itu juga Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak & Keluarga Berencana (DINSOSP3AKB) Kabupaten Pati, Indriyanto, serta Wakil Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Endah Sri Wahyuningati.
Dalam kesempatan tersebut, Muhtar salaku Kepala Bappeda yang juga merupakan Koordinator TPPS Kabupaten Pati mengungkapkan bahwa program penurunan stunting mengacu pada 5 pilar yang selanjutnya diaplikasikan dalam 8 aksi konvergensi.
Lebih lanjut, ia menerangkan bahwasanya kondisi stunting merupakan masalah kesehatan yang berdampak pada tidak seimbangnya pertumbuhan tinggi badan dan usia serta perkembangan otak.
Pihaknya mengungkapkan, dengan adanya kondisi tersebut juga akan berpengaruh pada pembangunan aspek sosial, ekonomi dan lain sebagainya.
“Perlu kita ketahui bersama, bahwasanya kondisi stunting juga dapat berpengaruh pada aspek ekonomi dan sosial, hal ini berkaitan dengan kondisi kesehatan terutama pada anak usia di bawah 2 tahun, yang mana terjadi ketidakseimbangan antara perkembangan tinggi dan usia,” pungkasnya. (*)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari infoseputarpati.com di Googlenews. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol “Mengikuti”
Jangan lupa kunjungi media sosial kami
Video Viral