Pati, infoseputarpati.com – Bisnis bidang handicraft yang dikembangkan Syahrial Aman telah berhasil memproduksi ribuan tas anyaman dan sukses menembus pasar internasional.
Menurutnya, bisnis ini mulai dirintis sejak tahun 2019 yang lalu. Yang dibantu oleh istri, saudara dan teman terdekat untuk mempromosikan hingga akhirnya mendapatkan market yang tepat.
“Awalnya kita reseller dulu jualan tas orang lain. Setelah itu kami melihat potensi yang cukup bagus sehingga kami pun mulai untuk posting. Bahkan awalnya itu kita ndak laku, setelah itu kita mulai sudah tahu market dari orang-orang terdekat dulu, keluarga dan teman sehingga mereka membantu menjualkan sebagai reseller. Dan sampai sekarang kita sudah punya distributor, agen dan reseller seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Usaha tas anyaman dengan brand Syam’s Indonesian Handicraft, telah merambah dunia ekspor sejak tahun 2020 lalu. Produk tas anyaman yang dikembangkannya berkomitmen akan terus menggunakan bahan ramah lingkungan untuk mengurangi dampak lingkungan. Bahan baku produk Syam 100 persen berasal dari daur ulang sampah plastik.
“Di Indonesia sendiri itu kita sudah menyerap 90 persen untuk produksi kami dan 10 persen untuk ekspor. Nah untuk ekspor ini, kami sudah mengarah ke negara cukup banyak. Cuman, yang sekarang masih intens itu negara Inggris sama Jepang. Paling banyak itu permintaan di Jepang. Sampai sekarang saja, kita masih produksi untuk permintaan dari Jepang. Negara yang lain seperti Amerika, Turki, Belanda, Cina, Singapura itu sudah ada yang pesan, tapi hanya sedikit-sedikit saja,” pungkasnya.
Pria yang akrab disapa Pak Syam menyebutkan, telah memberdayakan ratusan perempuan berbakat di wilayah Kabupaten Pati sehingga produknya dilabeli sebagai Produk Pemberdaya Perempuan. Setiap bulan, Syam mengaku dapat menghasilkan belasan ribu tas anyaman.
“Alhamdulillah, kami sudah melakukan modifikasi dan inovasi sehingga kami pun memperluas penganyam sampai saat ini hampir 400 orang penganyam tersebar di Kabupaten Pati untuk area Timur dan Selatan. Untuk area timur itu di Jaken trus yang selatan itu Pucakwangi, Winong, Jakenan dan sebagian di area Trangkil. Nah untuk modelnya kami memang ada model yang cukup banyak dan alhamdulillah untuk produksi kami per bulan rata rata mencapai 12 ribu tas,” sambungnya.
Meski banyak tas anyaman lain yang tersedia, Syam optimis produknya lebih stylish, modern dan unik. Sehingga produk ini akan digandrungi oleh segala usia dan dapat meningkatkan kebanggaan terhadap produk Indonesia. Namun, saat ditanya tentang omzet yang didapat per bulan, Syam tak menjawab dengan gamblang.
“Ya memang sebuah bisnis itu seperti letter S. Waktu awal-awal naik perkenalan banyak order, nah ini juga ada waktu dimana ada penurunan karena orang mulai jenuh. Nah disinilah waktunya kita melakukan inovasi dan kreatifitas. Dan ini kita akan mulai lagi, naik lagi penjualan. Kita intinya setiap tahun mengeluarkan produk baru dengan inovasi dan kreatifitas kami. Dan bahkan kami juga mengembangkan produksi 12 ribu itu dengan menambah penganyam kita mengajak mereka untuk gabung dan alhamdulillah mereka terbantu sebagai penghasilan di luar dari pekerjaan utama mereka. Kalau ditanya omzet per bulan ya sampai ratusan juta. Ya segitu lah pokoknya,” tandasnya. (*)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari infoseputarpati.com di Googlenews. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol “Mengikuti”
Jangan lupa kunjungi media sosial kami
Video Viral