Harga Bumbu Meroket, Pengusaha Makanan di Pati Pasrah Tak Naikkan Harga

Pati, infoseputarpati.com – Melambungnya harga bumbu dapur di Kabupaten Pati, berdampak tajam kepada pengusaha warung makanan dan pengusaha jajanan. Mayoritas pedagang memilih bertahan, tanpa menaikkan harga jual.

Dari keterangan pengusaha warung makan depan terminal Kembangjoyo Pati, Rahayu, untuk cabai dan bawang merah adalah komoditas yang dalam beberapa pekan terakhir mengalami kenaikan drastis.

Diakuinya, ia tidak mengetahui mengapa harga bumbu sangat meroket. Yang jelas, naiknya harga bumbu pasar ini mulai terasa sejak dua bulan yang lalu.

Ia menyebut, bawang merah besar tembus hingga harga Rp80 ribu per kilogram di pasar. Sementara, untuk yng kecil di angka Rp60 ribu per kilogram.

Begitupun untuk cabai rawit, pekan ini berada di harga Rp40 ribu dan besar Rp100 ribu.

“Coba tebak mas, harga lombok seperempat sekarang berapa, Rp25 ribu. Kalau dulu-dulu kan harga segitu sudah dapat sekilo. Itu pun harus pintar pilih pedagang sekarang” ujar Rahayu saat ditemui di warungnya, Sabru (16/7/22).

Kenaikan harga bumbu pekan ini bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan masa-masa hari raya Idulfitri.

Rahayu mengaku pasrah dengan fenomena kenaikan harga tersebut. Ia juga belum berisiatif untuk menaikkan harga atau mengurangi porsi masakan lantaran takut ditinggal pembeli.

Dengan harga bumbu terbaru, ia juga menyatakan belum menderita kerugian lantaran dagangannya selalu terjual setiap hari. Hanya saja, keuntungan yang didapatkan sangat sedikit.

“Sudah dua bulan ini tidak bisa nabung, Mas. Untungnya sedikit. Gimana lagi uangnya pas buat belanja tok,” ungkapnya.

Berbeda dengan Nur Rohman, seorang penjual makanan cilok dan pentol kojek. Ia mengaku sudah mengurangi penggunaan cabai biasa dan beralih ke cabai bubuk yang notabene harganya lebih murah.

“Sekarang saya pakai bubuk cabai, soalnya kalau pakai cabai biasa harganya tidak masuk. Sejak awal tahun sudah tinggi kok harganya,” ujar Nur.

Dari keterangan pengusaha warteg, cabai rawit adalah adalah komoditas yang naik drastis, mencapai sekitar Rp100.000. Sayur mayur lain seperti kol, tomat, dan bawang juga turut naik.

Rahayu dan Nurohman berharap, pihak terkait segera mengatasi mahalnya harga. Sebab, industri rumah makan dan jajanan sangat bergantung dengan harga bumbu dapur. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari infoseputarpati.com  di Googlenews. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol “Mengikuti”

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Berita Pati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *