Pati, infoseputarpati.com – Sejumlah penambak garam untuk saat ini sedang mengalami kendala yang berkaitan dengan produksi.
Menurut Ari Wibowo selaku Kepala Seksi Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati, hasil produksi garam pada tahun 2022 kali ini tidak jauh beda dengan tahun 2021. Hal tersebut disebabkan karena pengaruh cuaca.
Ia menyebut kondisi kemarau basah menjadi penyebab penurunan kondisi garam di sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk di Kabupaten Pati.
“Tahun ini dengan tahun kemarin tidak jauh beda, para petani garam untuk saat ini sudah mulai menata tempat untuk penampungan garam, tetapi lahan tersebut tiba-tiba hancur terendam air dikarenakan hujan turun secara tiba-tiba,” tuturnya kepada infoseputarpati.com, Senin (29/8/2022).
Menurutnya fenomena banjir rob beberapa waktu lalu juga menyebabkan turunnya hasil produksi garam di tambak. Kondisi itu mengakibatkan penampungan garam di tambak terendam air, sehingga penambak harus memulai menata dari awal lagi.
“Intinya bahwa usaha tambak garam sangat dipengaruhi oleh cuaca,” ujar Ari Wibowo.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati mencatat stok garam di Kabupaten Pati per 27 Agustus 2022 sejumlah 9.206 ton. Sementara, jumlah produksi sebanyak 1.738 ton.
Demi memudahkan penambak garam, pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyalurkan bantuan berupa geoisolator.
Ia juga mengungkap keunggulan produksi garam dengan geoisolator dibanding tanpa geoisolator, Jika garam diolah dengan geoisolator hasilnya akan terlihat lebih baik karena tidak tercampur tanah.
“Adapun upaya yang dilakukan pemerintah dengan menyedikan geoisolator. Seperti model plastik atau terpal yang ditaruh di atas meja supaya proses penguapannya lebih cepat,“ ucapnya.
Meski demikian, ia menganggap kondisi cuaca tidak menjadi kendala bagi penambak garam. Pasalnya mereka sering dihadapkan dengan situasi yang sama secara turun-temurun.
“Sebetulnya mereka tidak ada kendala yang dialami oleh penambak, karena garam rakyat adalah usaha turun temurun. Mereka muncul manakala musim kemarau tiba,” ujarnya.
Adapun beberapa wilayah di Kabupaten Pati yang punya potensi besar di bidang usaha garam. Antara lain, Kecamatan Batangan, Kecamatan Juwana, Kecamatan Wedarijaksa, dan Kecamatan Trangkil. Diketahui, total luas hamparan tambak garam di Kabupaten Pati sebesar 29.016.300 m2.
Ari Wibowo menyebutkan, pihaknya selalu memberikan pembinaan kepada para penambak garam. Selain itu, pihaknya juga menyediakan sarana dan prasarana berupa jalan produksi, gudang garam rakyat, dan washing plant.
Baginya keberadaan washing plant dapat mengolah garam menjadi lebih putih sehingga layak menjadi garam produksi.
Menurut Ari, tahun ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah menargetkan Kabupaten Pati mampu memproduksi garam sebanyak 300 ribu ton. Tetapi dikarenakan cuaca sulit diprediksi, maka Kabupaten Pati hanya mampu mencapai hasil produksi 150 ton. (*)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari infoseputarpati.com di Googlenews. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol “Mengikuti”
Jangan lupa kunjungi media sosial kami
Video Viral