Pati, infoseputarpati.com – Biosaka merupakan salah satu elisitor organik yang cara pembuatannya cukup mudah dan murah. Bahkan pengolahan ramuan tersebut bisa dilakukan oleh para petani tradisional.
Diketahui, bahan yang diperlukan untuk pembuatan Biosaka hanya rumput liar yang tumbuh di sekitar sawah dan air saja.
Uniknya, pembuatan Biosaka memiliki cara memeras rumput dalam air dengan teknik tertentu, agar sari-sari dari rumput tersebut dapat keluar dan menjadikan cairan yang homogen.
Dalam pengaplikasiannya ke tanaman pun ada teknik khusus yang harus dimiliki oleh setiap petani.
Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Gabus, Eni Prasetyowati menjelaskan bahwa cukup dengan takaran 1,5 liter Biosaka dapat digunakan untuk 1 hektar lahan sawah.
“Jadi, sebenarnya sangat hemat sekali ya, wong hanya 1 genggam rumput itu bisa untuk 5 liter. Dan setiap 1,5 liter bisa diaplikasikan untuk 1 hektar tanaman,” katanya saat ditemui infoseputarpati.com di kantornya, Sabtu (27/8/2022).
Selain itu, menurut penemu Biosaka Muhammad Anshar, dalam proses pembuatannya juga terdapat Standar Operasional Prosedur (SOP) yang perlu diterapkan. Di antaranya adalah pemilihan rumput haruslah yang sehat terbebas dari hama dan penyakit. Kemudian, perlu disiapkan ember berisi air sekitar 5 liter untuk rumput satu genggam tangan.
Selanjutnya, rumput hanya perlu dimasukkan ke dalam air, lalu rumput diremas-remas dengan menggunakan teknik dan perasaan sampai warna dari rumput keluar dan menyatu dengan air.
Pemerasan dilakukan sampai air terasa kesat, dingin dan sampai tidak ada lagi sari rumput yang keluar. Jika kondisi air sudah demikian maka dimungkinkan cairan sudah dalam kondisi homogen.
“Hanya perlu satu genggam, lalu diremas-remas di dalam air itu. Tapi meremas ini yang harus pakai perasaan, hingga tercipta homogen,” jelasnya.
Kemudian yang perlu diingat adalah dalam melakukan peremasan tidak boleh istirahat atau justru malah diganti oleh orang lain. Hal tersebut akan berdampak pada gagalnya pembuatan ramuan Biosaka ini.
Setelah menghasilkan warna yang harmonis, yakni kelihatan agak kental, maka perlu disiapkan wadah botol untuk menampung cairan tersebut
Dalam penyemprotannya harus dilakukan dengan sistem kabut atau embun. Dalam setiap tangkinya hanya membutuhkan 40 mili liter Biosaka saja.
Yang perlu diperhatikan juga, penyemprotan hanya dilakukan sekali tidak boleh berulang-ulang. Kemudian dalam setiap hektar 4-6 tangki penyemprotan dengan setiap musim dilakukan selama 6 kali.
“Jadi dosisnya memang juga harus sesuai, kalau kebanyakan juga nanti akan berdampak pada tanaman yang layu. Percaya tidak percaya saat uji coba itu ternyat juga demikian itu,” ungkapnya. (*)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari infoseputarpati.com di Googlenews. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol “Mengikuti”
Jangan lupa kunjungi media sosial kami
Video Viral