Pati, infoseputarpati.com – Longgarnya penerapan PPKM level 1 di sektor pariwisata sepertinya belum berpihak kepada pengelola biro pariwisata. Minat berwisata masyarakat Pati masih rendah.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA) Pati.
“Pati masih sepi sekali, Promo nggak ngefek. Misal open trip ke Bali, 1 bus yang ikut cuma11-15 orang. 1 day ke Jogja Rp 300-200-an juga nggak ada yang mau masih sepi, ” ungkap Sugiharto kepada infoseputarpati.com.
Sugiharto mengklasifikasikan para penumpang bus wisata menjadi tiga kategori. Kategori pertama adalah penyewa biro wisata dari kalangan pelajar TK sampai SMA.
Kategori kedua adalah golongan masyarakat peziarah atau wisata religi, dan golongan ketiga adalah masyarakat kantoran di dinas daerah atau perusahaan swasta yang menyelenggarakan gathering.
Dari ketiga golongan tersebut menurut Sugiharto belum ada permintaan yang signifikan dari tahun-tahun sebelumnya.
Menurut dia sepinya permintaan sewa bus dan travel pariwisata disebabkan banyak faktor, salah satunya masyarakat masih menahan diri untuk berwisata.
Permintaan gathering golongan perkantoran hingga bulan agustus juga belum banyak, pasalnya belum semua kantor anggarannya stabil.
Begitupun permintaan wisata religi atau ziarah dari kelompok pengajian, yayasan, dan pesantren. “Ziarah kan mereka persatuan tahlil mereka urunan ada uang kas. Saat pandemi tidak boleh kumpul sementara organisasinya vakum. Kas nya 0. Dari pihak ziarah yayasan pesantren, tahlilan baru sepi ga ada duitnya, ” kata Sugiharto.
Selain adanya masyarakat yang menunda berwisata. Disinyalir sepinya permintaan atau sewa pariwisata juga disebabkan adanya monopoli perusahaan travel tertentu.