5 Fakta Keris Condong Campur, Pusaka Majapahit Melegenda dan Misterius

Infoseputarpati.comKeris Condong Campur merupakan salah satu keris warisan yang menjadi sorotan utama dalam cerita legenda dan folklor Kerajaan Majapahit. Juga dikenal sebagai Kanjeng Kyai Condong Campur, keris ini memiliki identitas khusus dan memuat filosofi yang unik. Mari kita telusuri dengan lebih mendalam lima informasi menarik tentang keris yang mengundang perhatian ini.

1. Keunikan Bentuk dan Filosofi

Keris Condong Campur menampilkan desain dapur keris yang datar dengan bilah berukuran sedang, dilengkapi dengan hiasan kembang kacang, satu lambe gajah, dan satu elemen sogokan di bagian depan. Panjang bilahnya mencapai ujung tanpa memiliki sogokan di belakang. Selain itu, keris ini juga memanfaatkan gusen dan lis-lis-an.

Nama “Condong Campur” memiliki signifikansi filosofis yang dalam. “Condong” merujuk pada suatu kemiringan atau arah tertentu, yang mencerminkan kecenderungan atau niat. Di sisi lain, “Campur” menggambarkan penyatuan atau penggabungan. Dengan demikian, Keris Condong Campur melambangkan aspirasi untuk menggabungkan perbedaan dan mencapai harmoni dalam keragaman.

2. Sejarah dan Filosofi Kerajaan Majapahit

Keris Condong Campur memiliki kaitan dengan sejarah dan filsafat Kerajaan Majapahit. Pada masa puncak kejayaannya, terdapat perbedaan yang signifikan dalam masyarakat, termasuk perbedaan agama, budaya, dan kasta. Golongan pertama terdiri dari individu yang memiliki kekayaan, para pedagang, dan para pejabat, sementara golongan kedua terdiri dari orang-orang dari lapisan sosial yang lebih rendah yang merasa terabaikan.

Dalam konteks keris, kelompok pertama diibaratkan oleh keris Sabuk Inten, yang mencerminkan kekayaan dan kemewahan para pemilik modal. Di sisi lain, keris Sengkelat melambangkan perasaan kekesalan dan kekecewaan dari golongan kedua terhadap situasi yang mereka alami.

3. Upaya Persatuan yang Tertunda

Keris Condong Campur berfungsi sebagai lambang dari usaha untuk menggabungkan berbagai kelompok yang memiliki perbedaan. Meskipun ada percobaan integrasi yang tampak pada permukaan, pada kenyataannya, upaya penyatuan ini hanya terbatas pada tampilan saja.

Hal ini di karenakan para pemilik modal tidak memiliki keinginan untuk ikut serta dalam proses persatuan ini, karena mereka khawatir akan mengganggu kepentingan pribadi mereka. Filsafat ini mencerminkan keadaan masyarakat pada saat itu dan bagaimana keragaman pandangan dan kepentingan telah menghambat tercapainya persatuan yang sejati.

4. Mitos dan Legenda

Keris Condong Campur tak hanya tercatat dalam sejarah, melainkan juga terdapat dalam mitos dan legenda. Menurut cerita, keris pusaka ini di racik oleh seratus pandai besi dari beragam lokasi dengan material-material yang istimewa. Namun, walaupun memiliki kekuatan luar biasa, keris ini di anggap mempunyai sifat yang jahat.

Dalam cerita rakyat yang berkembang, terjadi perseteruan antara Keris Sabuk Inten dan Keris Condong Campur yang berakhir dengan kemenangan Keris Condong Campur. Demikian pula, Keris Sengkelat juga terlibat dalam pertempuran dengan Keris Condong Campur dan akhirnya berhasil mengalahkannya hingga keris tersebut berubah menjadi Lintang Kemukus (komet atau bintang berekor) dan terbang ke langit. Di sebutkan bahwa keris ini mengancam akan kembali ke bumi setiap 500 tahun untuk mengakibatkan kekacauan yang di sebut sebagai “ontran-ontran” dalam bahasa Jawa.

5. Kenyataan Sejarah

Walaupun legenda dan mitos melingkupi Keris Condong Campur, realitanya, perpecahan dalam masyarakat Majapahit tetap berlangsung, baik di kalangan warga biasa maupun di dalam lingkup istana. Perpecahan ini pada akhirnya menyebabkan Kerajaan Majapahit melemah dan akhirnya tunduk di bawah pemerintahan Kerajaan Demak yang di dirikan oleh keturunan Majapahit itu sendiri.

Keris Condong Campur menjadi simbol tekad untuk menyatukan perbedaan dan menghayati filosofi persatuan dalam keragaman. Walaupun hal itu tak selalu tercapai dalam praktiknya, penting bagi kita untuk terus memahami prinsip-prinsip yang di pegang oleh keris pusaka yang memiliki keunikan ini.

Keris Condong Campur tak hanya sekadar benda warisan, tetapi juga mengandung makna filosofis yang mendalam dan mengisahkan banyak cerita menarik di baliknya. Sebagai representasi keanekaragaman dan cita-cita untuk menyatukan keberagaman, keris ini tetap memegang peranan penting dalam sejarah dan kebudayaan Indonesia.

Mari kita harapkan bahwa keunikan dan signifikansi filosofis Keris Condong Campur tetap di hargai dan di teruskan kepada generasi yang akan datang. Bagi kamu yang tertarik dengan kisah misteri lainnya, kunjungilah kanal YouTube Pojoke Pati.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *