Pati, infoseputarpati.com– Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Jawa Tengah (SMKN Jateng) Pati, tahun ini menerima 48 siswa baru.
Perlu diketahui, sekolah besutan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berbeda dengan SMK pada umumnya. Lembaga pendidikan ini khusus hanya menerima siswa kurang mampu dan berprestasi.
Selain di Kabupaten Pati, SMKN Jateng juga berdiri di dua kabupaten/kota lainnya, yakni Purbalingga dan Kota Semarang. Seluruhnya menerapkan sistem pendidikan yang sama.
Setiap tahunnya pihak sekolah melakukan seleksi yang sangat ketat dengan harapan program dari pemerintah ini tepat sasaran.
Dari masuk hingga lulus beban biaya pendidikan siswa akan ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah.
Sekolah ini juga menganut sistem sekolah semi boarding school atau asrama. Para siswa disediakan asrama secara khusus yang menunjang fokus dan pengembangan life skill.
Setelah lulus, para siswa juga akan dicarikan pekerjaan di perusahaan-perusahaan bergengsi dari lokal maupun luar negeri.
Kepala SMKN Jateng Pati, Hardo Sujatmiko menjelaskan, seperti sekolah kejuruan pada umumnya SMKN Negeri Jateng mempunyai tiga jenjang kelas, kelas IX, kelas X, dan kelas XII.
Hanya ada dua jurusan di sekolah ini diantaranya Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) dan teknik Bodi Otomotif. Masing-masing jurusan hanya menerima 24 siswa baru per tahun.
“Ada dua jurusan, yakni jurusan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) dan teknik Bodi Otomotif. Setiap tahun masing-masing ada 24 siswa. Jadi kita menerima 48 siswa tahun 2022 ini. Jumlah keseluruhan 144 siswa,” ujar Hardo di kantornya, Senin (11/7/2022).
“Sistem pendidikan yang memberikan kesempatan kepada warga wilayah di Jawa Tengah dari keluarga yang kurang mampu. Untuk diangkat derajatnya melalui jalur pendidikan,” imbuh dia.
Galih Fajarriyadin, salah seorang siswa dari Kabupaten Magelang mengaku bangga bisa diterima SMKN Jateng Pati. Pasalnya tidak semua anak mempunyai kesempatan yang sama, sekaligus ia juga bisa mengurangi beban orang tua.
“Keluarga kami punya kendala ekonomi, karena keluarga saya kurang mampu. Alhamdulillah bisa diterima di sini,” kata Galih.
Melalui sistem pendidikan yang diterapkan oleh sekolah, setelah lulus ia mengharapkan bisa menjadi tentara seperti yang dicita-citakan.
“Alhamdulillah banyak ilmu yang didapat. Ini semi militer jadi ilmu dan ke tentara bisa,” kata anak yatim yang ibunya bekerja sebagai buruh lepas itu. (*)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari infoseputarpati.com di Googlenews. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol “Mengikuti”
Jangan lupa kunjungi media sosial kami
Video Viral