Infoseputarpati.com – Dieng terletak di Kabupaten Wonosono dan Kabupaten Banjarnegara. Kawasan yang sering disebut dengan negeri di atas awan ini biasanya menjadi tujuan destinasi wisata.
Tentu alam Dieng mempunyai daya tarik yang memikat. Terdapat beberapa destinasi wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan dalam maupun luar negeri.
Hal ini pun membuat karyawan Mitrapost.com memilih Dieng sebagai tempat tujuan untuk melepas penat setelah bekerja selama satu tahun. Dan merecharge kembali semangat untuk berjuang bersama pada tahun 2023.
Pertemuan memang sering kali menimbulkan ketegangan dan gesekan, namun tak jarang pula menjelma wujud nilai baru dalam semangat perbedaan.
Karyawan yang berasal dari berbagai daerah dan umur itu mampu bersikap dinamis. Sikap yang selalu hadir dan menjadi ciri terpenting untuk beradu semangat dan berbagi nilai.
Nilai yang kemudian bertegur sapa dengan nilai-nilai modernitas dan tradisionalitas.
Wajah asri Dieng tersebut mengiringi indahnya cengkrama dan tali persaudaraan tim Mitrapost untuk merefleksi kinerja tahun 2022 menyongsong semangat tahun ini.
Perjalanan kami lalui dengan penuh semangat dengan bernyanyi lagu-lagu gending Jawa yang saat ini tengah hits di kalangan anak muda.
Bahkan bukan hanya kaula muda saja, bapak ibu karyawan pun turut menikmati wisata yang dilakukan dari tanggal 7 hingga 9 Januari 2023.
Masih segar di benak angan, hujan berselimutkan kabut menemani kedatangan kami di Bukit Sikunir. Tak ayal ragu-ragu menyelimuti relung jiwa yang ingin menaiki tajam nan curam pemandangan pagi hari Dieng.
Meskipun begitu, semangat juang para tim Mitrapost tak padam. Berbagai umur menjadi satu berpadu dan saling menyemangati guna menuju puncak negeri di atas awan.
Terdapat beberapa tim yang mempir di kedai terdekat sembari minum segelas teh panas.
Di belokan pertama, jalan menuju puncak Sikunir terdapat anak tangga yang cukup licin, sebelah kiri ada pegangan tangan sebagai alat bantu dan pemandangan jurang yang ekstrem. Cukup berbahaya dan menegangkan.
Tidak lupa, pengabadian momen pun dilakukan guna mengingat perjuangan dan keintiman sebuah hubungan kekeluargaan tim media berita Pati itu.
Kemudian sekitar pukul 10.00 WIB, kami bergegas ke Kawah Sikidang, kawah aktif terbesar yang ada di Dataran Tinggi Dieng. Kawah ini memiliki satu telaga air panas kecil dengan air yang selalu mendidih dan lapangan celah gas dengan titik-titik yang selalu berpindah-pindah di dalam suatu lapangan seluas lebih kurang 4 hektare.
Perjalanan pun berlanjut ke Candi Arjuna, candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang bercorak Hindu beraliran Syiwa. Dibangun pada sekitar abad ke-7 hingga abad ke-9, pendiri Candi Arjuna diperkirakan berasal dari Dinasti Sanjaya dari Mataram Kuno.
Di setiap candi, dapat ditemukan penil (ornamen pada bagian tangga, seperti pegangan), kala (wajah raksasa tanpa rahang bawah yang terdapat di bagian atas pintu), makara (diletakkan di sisi-sisi pintu dan dipercaya mampu mengusir kejahatan), jalatmara (saluran air untuk mengalirkan air dari bagian dalam candi ke salah satu sisi), istadewata (terdapat pada bagian atas candi dan dipercaya sebagai tempat masuknya pada dewa), serta antefik (ornamen yang terdapat di bagian ujung tiap sisi). Selain itu, di setiap candi, dapat ditemukan diksa (jalur bagi umat untuk mengelilingi candi sebelum masuk ke area candi utama).
Hal yang cukup unik dan menarik dapat ditemui. Saat berada di pintu masuk, wisatawan diberikan sebuah kain jarik khas untuk dipakai ketika mengunjungi Candi Arjuna.
Berdasarkan informasi, kain tersebut mempunyai makna yang mendalam, nguri-nguri budaya Jawa hingga melestarikan warisan peninggalan peradaban Kerajaan Mataram.
Destinasi wisata terakhir kami tertuju di Batu Pandang Ratapan Angin. Tempat strategis untuk memandang lanskap Telaga Warna yang menawan dari ketinggian.
Beruntungnya kami, ketika berada di lokasi cuaca sedang terik sehingga matahari membiaskan sinarnya ke air Telaga Warna. Hal ini pun menghasilkan warga yang sangat menakjubkan.
Lukisan alam Telaga Warna yang unik bersandingan dengan Telaga Pengilon berlatar belakang perbukitan dan pegunungan hijau ini berpadu menyuguhkan maha indahnya karya Tuhan.
Hingga pada akhirnya, tepat pada pukul 14.00 WIB, rombongan Gathering Mitrapost memutuskan untuk mengakhiri kegiatan dan pulang. (*)