Infoseputarpati.com – Saat ini, Indonesia tengah berada pada musim hujan. Hal paling menakutkan ketika hujan disertai angin kencang.
Maka dari itu, ketika terjadi hujan deras dan angin besar (puting beliung), Rasulullah SAW selalu membaca doa. Rasulullah melakukan doa ini agar bisa meminimalisasi dampak yang mungkin bisa saja terjadi.
Pertama, Rasulullah membuka atau menyingkap pakaiannya ketika hujan turun. Rasulullah SAW berkata bahwa hujan merupakan rahmat yang diberikan oleh Allah SWT.
Imam Abu Bakr al-Thurthusyi mencatat:
وروي مسلم في صحيحه، وأبو داود عن أنس قال: كان النبي صلي الله عليه وسلم إذا رأي المطر كشف ثوبه، وقال أبو داود: يحسر ثوبه عنه ثم اتفقا حتي أصابه، فقلنا: يا رسول الله، لم صنعت هذا؟ فال: لأنه حديث عهد بربه
“Riwayat (Imam) Muslim dalam Kitab Shahihnya, dan (Imam) Abu Dawud dari Anas, ia berkata: “Nabi ketika melihat hujan, beliau membuka bajunya.” (Riwayat lain dari Imam) Abu Dawud, (Anas) bekata: “Nabi menyingkap pakaiannya hingga terkena guyuran hujan.” Kami berkata: “Ya Rasulullah, kenapa tuan berbuat seperti ini?” Rasulullah menjawab: “Karena hujan merupakan rahmat yang diberikan Allah” (Imam Abu Bakr al-Thuthusyi al-Andalusi, al-Du’a al-Ma’tsûr wa آdâbuhu wa Mâ Yajibu ‘alâ al-Dâ’î Ityâ’nuhu wa Ijtinâbuhu, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2002, h. 170).
Makna kalimat, “liannahu hadîts ‘ahd bi rabbihi,” pada hadits di atas, menurut Imam al-Nawawi adalah:
معناه أن المطر رحمة وهي قريبة العهد بخلق الله تعالى لها فيتبرك بها وفي هذا الحديث دليل لقول
أصحابنا أنه يستحب عند أول المطر أن يكشف غير عورته ليناله المطر
“Maknanya, sesungguhnya hujan adalah rahmat, yaitu rahmat yang baru saja Allah ta’ala ciptakan, kemudian Rasulullah bertabarruk (mengambil berkah) dengan hujan tersebut. Hadits ini merupakan dalil untuk pendapat ashab syafi’iyyah (mazhab syafi’i) bahwa sesungguhnya disunahhkan di saat awal (turunnya) hujan untuk membuka (pakaian) selain aurat hingga terkena air hujan” (Imam Yahya bin Syarraf al-Nawawi, Shahîh Muslim bi Syarh al-Nawawi, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilimiyyah, 2017, juz 3, h. 173).
Maksudnya, hujan merupakan rahmat yang baru diciptakan oleh Allah SWT, sehingga Rasulullah mengambil rahmat tersebut (dengan pakaiannya).
Selain itu, kita sebagai mukmin juga disunnahkan, ketika hujan turun agar membuka pakaian (kecuali aurat), hingga badan kita basah terguyur air hujan.
Kedua, doa Rasulullah ketika melihat awan hitam atau mendung gelap. Beliau langsung cepat meninggalkan semua pekerjaannya dan membaca doa.
Berikut ini (HR. Imam Abu Dawud, Imam Ahmad, dan Imam al-Baihaqi):
وروت عائشة رضي الله عنها أن النبي صلي الله عليه وسلم كان إذا رأي ناشئا في أفق السماء ترك العمل, وإن كان في الصلاة ثم يقول: ((اللهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا)) فإن أمطرنا قال: (اللهُمَّ صَيِّبًا هَنِيْئًا)
“Riwayat Sayyidah Aisyah ra. sesungguhnya Nabi SAW ketika melihat awan hitam di langit, beliau langsung meninggalkan pekerjaan, meskipun beliau sedang melakukan shalat, kemudian berucap: “Allahumma innî a’ûdzu bika min syarrihâ” (ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari keburukan awan ini).” Dan ketika turun hujan, beliau berucap: “Allahumma shayyiban nâfi’an (ya Allah turunkanlah hujan yang membawa manfaat dan kesenangan).” (Imam Abu Bakr al-Thuthusyi al-Andalusi, al-Du’a al-Ma’tsûr wa آdâbuhu wa Mâ Yajibu ‘alâ al-Dâ’î Ityâ’nuhu wa Ijtinâbuhu, h. 170-171)
Ketiga, adab seorang mukmin ketika melihat atau tiba-tiba terjadi angin besar untuk berdoa agar tidak menjadi bencana dan malapetaka.
Berikut haditsnya (HR. Imam Abu Dawud, Imam al-Tirmidzi, Imam Ibnu Majah dan Imam Ahmad):
عن أبي هريرة قال: سمعت النبي صلي الله عليه وسلم يقول: الريح من روح الله تعالي تأتي بالرحمة وتأتي بالعذاب, فإذا رأيتموها فلا تسبوها واسألوا الله خيرها واستعيذوا بالله من شرها
“Dari Sayyidina Abu Hurairah ra. beliau berkata: “Aku mendengar Nabi SAW bersabda: ‘Angin adalah bagian dari pemberian Allah, bisa membawa rahmat dan juga bisa membawa azab. Jika kalian melihatnya, jangan mencelanya, mohonlah kepada Allah kebaikannya dan berlindunglah kepada Allah dari keburukannya.” (Imam Abu Bakr al-Thuthusyi al-Andalusi, al-Du’a al-Ma’tsûr wa آdâbuhu wa Mâ Yajibu ‘alâ al-Dâ’î Ityâ’nuhu wa Ijtinâbuhu, h. 171)
Angin merupakan rahmat yang diberikan oleh Allah SWT. Selain bisa mendatangkan azab, angin juga bisa membawa rahmat. Maka dari itu, sebagai orang muslim ketika diterpa angin jangan sampai mencelanya. Namun, berdoalah kepada Allah meminta perlindungan-Nya agar terhindar dari segala hal buruk.
Keempat, Rasulullah berdoa ketika melihat awan mendung
Rasulullah ketika melihat awan gelap atau mendung memohon agar awan yang membawa hujan tidak menjadi azab atau bencana, tapi sebaliknya, semoga menjadi rahmat.
Berikut riwayatnya (HR. Imam Ibnu Majah dan Imam al-Nasai):
وروي عن ابن المسيب أن رسول الله صلي الله عليه وسلم كان إذا رأي السحاب قال: (اللهُمَّ سَيْبَ رَحْمَةٍ وَلَا سَيْبَ عَذَابٍ)
“Riwayat dari Ibnu al-Musayyab, sesungguhnya Rasulullah SAW ketika melihat awan, beliau bersabda: “Allahumma saiba rahmatin wa lâ saiba ‘adzâbin” (ya Allah, berikanlah rahmat dan jangan berikan azab).” (Imam Abu Bakr al-Thuthusyi al-Andalusi, al-Du’a al-Ma’tsûr wa آdâbuhu wa Mâ Yajibu ‘alâ al-Dâ’î Ityâ’nuhu wa Ijtinâbuhu, h. 170-171) (*)