Pati, Infoseputarpati.com – Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, M. Nur Sukarno menyoroti realisasi kartu tani untuk petani belum terealisasi 100 persen. Sebab, ada keterlambatan penyaluran kartu tani.
Menurutnya, belum terealisasinya kartu tani ada kelambatan dari bank BRI sebagai pencetak kartu tani. Dalam hal ini, Bank BRI sudah berupaya supaya pencetakan kartu tani segera selesai. Sebab saat ini, petani sudah menghadapi Musim Tanam (MT) satu.
”Memang Bank BRI mengakui ada keterlambatan di dalam proses pencetakan kartu tani. Masalah tersebut sudah disampaikan agar supaya kartu tani segera tercetak semua. Kalau sampai MT satu belum tercetak pasti terjadi gejolak dari petani yang kebetulan kartu taninya belum tercetak,” jelasnya.
Sukarno berharap, jangan sampai petani tidak bisa menebus pupuk karena kartu taninya belum jadi. Hal ini bisa mempengaruhi tanaman di MT satu yang akhirnya produktifitas menurun. Sehingga bisa menyebabkan pendapatan petani menurun.
”Padahal dampak subsidi BBM ini menyebabkan harga kebutuhan pokok masyarakat naik. Semua permasalahan tersebut bisa menyebabkan angka kemiskinan meningkat. Pertumbuhan ekonomi tak sesuai yang diharapkan,” sambungnya.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati jumlah petani yang terdaftar di Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) sebanyak 143.353 orang. Sedangkan yang belum mendapat katu tani dua persen dari total petani itu. Setidaknya ada 2.870 petani yang belum dapat jatah kartu tani sampai bulan Agustus.
Lebih lanjut, Analis Sarana dan Prasarana (Ansarpras) Aldonny Nurdiansyah mengakui adanya petani yang belum mendapat kartu tani. Setidaknya masih ada sekitar 2.870 petani yang hingga akhir bulan Agustus belum mendapatkan jatah kartu tani.
”Secara total petani yang terdaftar untuk pupuk bersubsidi ada 143.353. Sudah hampir 98 persen yang disalurkan. Artinya dari sisa itu belum ada yang terbagi,” paparnya. (adv)
Penulis: Muhamad Kafi
Editor: Erika Chairun