Golongan yang Merugi saat Ramadan

Infoseputarpati.com – SIdang isbat akan digelar pada malam ini, 28 Februari 2025. Sidang ini untuk menentukan awal datangnya bulan Ramadan.

Disebutkan bulan Ramadan juga bulan yang tepat untuk memperbaiki diri dari dosa yang sudah diperbuat. Salah satunya adalah puasa, puasa adaalah ibadah wajiib yang harus dilakukan di bulan Ramadan. Tapi ada juga orang yang melakukan puasa hanya dapat lapar dan dahaga. Seperti dalil berikut ini

Rasulullah SAW bersabda, “Betapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa tapi hanya mendapatkan lapar dan haus saja.” (HR. Ahmad no. 8843). Hadist ini menjelaskan bahwa di bulan ramadan ini terdapat orang yang puasanya tidak mendapatkan ganjaran sedikitpun dari Allah SWT melainkan hanya mendapatkan lapar dan dahaga di siang hari.

Nah ini adalah golongan orang yang merugi saat di bulan Ramadan.

  1. Yang menganggap biasa bulan Ramadan

Orang yang menganggap biasa aja bulan ramadahan, seperti bulan bulan biasa hingga bulan Ramadan selesai, tentu menjadi kerugian bagi orang tersebut. Dan menganggap bulan Ramadhan tidak istimewa dan sama sekali tidak merasaakan manfaat bulan Ramadan. Juga tidak pernah melakukan kebaikan dan berbust maksiat, maka orang tersebut akan merugi karena di bulana Ramadan segala pahala dilipat gandakan. Dan orang yang menganggap biasa aja bulan Ramadan ibarat orang melewatkan ghanimah (harta rampasan perang) yang tak ternilai harganya.

  • Orang yang tiba-tiba berubah alim saat bulan Ramadan

Orang yang merugi di bulan ramahan yang kedua yaitu oranag yanag tiba-tiba berubah alim saat bulan Ramadan. Seperti yang dikatakan Imam Ahmad “Seburuk-buruk kaum adalah mereka yang hanya mengenal Allah di bulan Ramadan saja”. Tentu sangat terpuji orang yang seperti itu karena yang awalnya lupa sama agama kemudia ingat dengan agama, yang awalnya jarang sholat kemudian rajin sholat, yang awalnya tidak berhijab kemudian berhijab. Namun hal seperti itu harus disayangkan karena seusai Ramadan golongan tersebut akan kembali maksiat dan lupa dengan Allah SWT.

  • Sebatas menahan lapar dan dahaga

Orang yang hanya menahan perut dari lapar dan menahan tenggorokan dari dahaga adalah termasuk kedalam orang yang merugi. Karena tidak melakukan kebaikan dan hanya menahan lapar dan dahaga. Seperti dalil berikut Abu Hurairah radhiyallahu’nhu meriwayatkan, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan amalan dusta, maka Allah tidak butuh dengan makanan dan minuman yang ditinggalkannya (puasa).” (HR. Bukhari). Dan orang yang seperti itu tidak merasa malu dan marasa bersalah saat melakuakan dosa, karena orang tersebut hanya beranggapan jika tidak makan dan minum maka puasanyaa tidak batal. Sehingga bulan Ramadan tidak membawa pengaruh baik bagi kehidupannya.

Puasa bukan hanya menahan dahaga dan lapar namun juga mengatur diri untuk teteap di jalan Allah, maksud dalam hal ini adalah menahan hawa nafsu.

  • Orang yang tidak bisa mengalahkan hawa nafsunya

Di bulan Ramadan setaan-setan di belenggu, pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup. Namun yang menjadi lawan terberat saat di bulan Ramadan adalah  menahan hawa nafsu. Saat puasa bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan hawa nafsu dan semua indra kita dari segala yang membatalkan puasa.

Orang yang lalai dengan waktu

Orang yang merugi di bulan Ramadan adalah orang yang lalai dengan waktu, karena kebanyak orang menghabiskan waktunya di bulan Ramadan dengan leha-leha dan tiduran saja. Dan sore harinya menghabiskan waktu dengan ngabuburit dengan alasan menghilangkan kejenuhan. Hal itu sangat rugi sekali karena di bulan Ramadan ini segala padaha dilipat gandakan. Dan kesempatan untuk mendapatkan padahala sangatlah besar. Jadi sangat rugi kalua melewatkan momen itu.

  • Tidak istiqomah

Di awal bulan Ramadan semua orang bersemangat untuk menjalankan ibadah puasa. Tidak heran lagi banyak masjid yang awalnya sepi kemudian ramai oleh orang shalat tarawih, dan lantunan ayat-ayat Al-Quran terdengar dimana-mana. Tetapi saat memasuki pertengahan mejelang akhir di bulan Ramadan suasana tersebut akan berkurang. Karena banyaak orang menghabiskan waktunya untuk berbelanja untuk keperluan lebaran.

Tetap melakuakan maksiat

Bulan Ramadan adalah bulan yang dilipat gandakan segala pahalanya, ditutup pintu neraka dan dibukanya pintu surga. Namun banyak juga orang melakukan maksiat di bulan Ramadan. Padahal jaminan padahalanya sudah jelas. Seperti dalil berikut

Rasulullah SAW berkata

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Siapa yang berpuasa dengan motivasi yang benar karena iman dan mengharap ganjaran dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, Allah ampuni dosa-dosanya yang lewat.”

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Siapa yang shalat tarawih di bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, Allah ampuni dosa-dosanya yang lewat.”

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *