Ancaman Tanah Gerak hingga Jalan Ambles Terjadi di Ratamba Banjarnegara

Infoseputarpati.com – Pergeseran tanah di di Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara semakin parah saja.

Sebanyak puluhan KK pun akan direlokasi. Hal ini disampaikan oleh Abdul Muhari selaku Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Terdapat lima titik rekahan dan 16 rumah yang terdampak pergerakan tanah tersebut.

“Terdapat lima titik rekahan dengan kedalaman amblesan sebesar 70 hingga 200 sentimeter. Perkembangan rekahan itu berangsur dari area ketinggian bagian timur menuju lereng ke arah barat,” kata Muhari dalam keterangan tertulisnya, dikutip dari Detik Jateng pada Senin (3/2/2025).

“Per Jumat (31/1), peristiwa gerakan tanah itu telah mengakibatkan kerusakan jalan kabupaten, 16 rumah warga rusak berat, 39 rumah terancam dan menyebabkan kerusakan jaringan listrik,” sambungnya.

Ia menyebut pergersaran lapisan tanah ini akan menggerus kedakaman hingga 3 meter.

“Analisis sementara, beberapa faktor pemicu terjadinya pergerakan tanah tersebut meliputi curah hujan tinggi yang telah menyebabkan tanah menjadi jenuh air dan mudah bergerak ke tempat yang lebih rendah,” beber Muhari.

Berdasarkan data BMKG Jateng, curah hujan yang terjadi di wilayah Banjarnegara cukup tinggi, di atas 300 milimeter yang menandakan jika curah hujan tinggi terkonsentrasi di sana.

“Fenomena pergerakan tanah susulan masih sangat berpotensi terjadi jika curah hujan di wilayah itu masih tinggi dalam durasi yang cukup lama,” terangnya.

“Pemkab menargetkan huntara tersebut selesai dibangun dan dapat ditempati sebelum hari Raya Idul Fitri tahun 2025 pada awal bulan April mendatang,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala BPBD Jateng, Bergas Catursasi Penanggungan mengungkapkan bahwa melakukan koordinasi lintas sektoral guna mengkaji penyebab tanah gerak.

“Hasil kajiannya memang wilayah itu tanah gerak disebabkan oleh hujan deras dan tanah labil. Masih berpotensi adanya gerakan tanah lanjutan,” kata Bergas.

“Akhirnya diputuskan untuk dilakukan relokasi. Relokasinya 16 rumah yang dipastikan rusak berat dan 7 rumah yang terancam,” imbuh dia.

Lahan milik warga yang tak terdampak bencana saat ini tengah dilakukan relokasi.

“Nanti skema pembiayaannya dari DSP BNPB untuk uang tunggu istilahnya, ada Perka terkait uang tunggu selama mereka relokasi. Uang tunggu itu dari BNPB. Bangunannya dari bantuan Korpri Jateng, dan BTT Pemprov Jateng,” paparnya.

“Salah satunya, kalau ada retakan segera ditutup. Terus membuat saluran air yang baik, supaya air tidak meresap ke bawah. Karena air meresap ke bawah menyebabkan ambles, ada yang nongol, jadi pecah-pecah,” tutur dia. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *