Infoseputarpati.com – Bulan Syakban merupakan bulan kedelapan dalam kalender hijriah. Bulan yang datang setelah Rajab ini menjadi bulan yang dimuliakan.
Bahkan disebutkan dalam riwayat At-Tirmidzi, puasa di bulan Syakban berarti mengagungkan bulan Ramdan.
Sementara dalam hadis yang diriwayatkan Al-Bukhari, Sayyidah Aisyah mengatakan bahwa hanya di bulan Ramadan Nabi Muhammad berpuasa satu bulan penuh di bulan Syakban.
Sedangkan dalam riwayat lain oleh Ahmad disebutkan, “Puasa yang disukai Nabi Muhammad SAW ialah puasa di bulan Sya’ban.”
Syeikh Nawawi Banten di dalam Nihayatuz Zain menjelaskan sebagai berikut.
الثاني عشر صوم شعبان لحبه صلى الله عليه وسلم صيامه فمن صامه نال شفاعته صلى الله عليه وسلم يوم القيامة
Artinya, “Macam puasa sunah yang kedua belas adalah puasa Sya’ban. Sebab Nabi Muhammad SAW sangat suka berpuasa pada bulan tersebut. Siapa saja yang berpuasa di bulan Sya’ban, ia akan memperoleh sya’faat di hari kelak.”
Sementara itu sebagai kaum hawa yang masih mengalami haid, bulan Syakban menjadi kesempatan untuk segera menuntaskan qadha puasa atau utang puasa. Hal ini sebagaimana dilakukan oleh Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha.
Dari Abu Salamah, ia mendengar ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan,
كَانَ يَكُونُ عَلَىَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِىَ إِلاَّ فِى شَعْبَانَ
“Aku dahulu punya kewajiban puasa. Aku tidaklah bisa membayar utang puasa tersebut kecuali pada bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari, no. 1950; Muslim, no. 1146)
Selain itu, bulan Syakban juga bisa menjadi langkah untuk membiasakan diri untuk berpuasa sebelum melakasanakan puasa wajib di bulan Ramadan. (*)