Pati, Infoseputarpati.com – Kekeringan di musim kemarau seperti sekarang ini sudah menjadi bencana tahunan di Kabupaten Pati. Namun, belum ada upaya dari pemerintah yang berhasil dalam menangani kekeringan.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, M Nur Sukarno menyampaikan bahwa kondisi kekeringan membutuhkan upaya jangka panjang untuk mengurangi dampaknya kepada masyarakat.
“Di kawasan hulu ada sumber mata air yang seharusnya untuk mencukupi daerah sekitar. Seperti di eks kawedanan Jakenan dan Kayen perlu pemetakan sumber air bersih untuk dijadikan pemenuhan kebutuhan air bersih,” katanya baru-baru ini.
Untuk menjaga sumber mata air tersebut, Politisi dari partai Golongan Karya (Golkar) ini menilai perlu adanya penghijauan. Menurutnya, hal tersebut perlu diperhatikan oleh pemerintah daerah setempat.
“Hal penting yang harus di lakukan pemerintah dan masyarakat adalah mengadakan penghijauan. Ini harus dilakukan di daerah hulu sekitar sumber mata air,” jela dia.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati menunjukkan setidaknya wilayah kekurangan air meluas hingga 94 Desa. Jumlah tersebut, mengalami peningkatan cukup banyak setelah data terakhir di bulan Oktober wilayah terdampak kekeringan berjumlah 83 desa.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD kabupaten Pati, Martinus Budi Prasetyo mengungkapkan bahwa penyaluran tangki air bersih juga masih cukup tinggi hingga saat ini. Dalam setiap harinya sebanyak 20 tangki air bersih dikirimkan kepada wilayah terdampak kekeringan tahun ini.
“Jumlahnya memang sebanyak itu, hingga kini masih terus dropping Dengan dukungan 4 armada mobil tangki,” paparnya. (Adv)