Pati, Infoseputarpati.com – Aktivitas ekploitasi pertambangan yang terjadi di Sukolilo, Pati Selatan hingga saat ini terus menjadi problematika.
Diketahui bahwa pertambangan ilegal ini juga menyebabkan produksi pertanian terganggu ditambah dengan kekeringan yang melanda di sebagian wilayah Pati.
Alhasil banyak warga yang mengantungkan kehidupannya di sektor pertanian yang mengeluh.
Terlebih lagi, pertambangan tanpa izin ini menyebabkan kerusakan lingkungan hingga bencana alam.
Bencana alam banjir hingga tanah longsor kerap terjadi di saat musim penghujan. Jika musim kemarau saat ini sumber air mengering.
Hal tersebut diungkapkan Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, M. Nur Sukarno.
“Pemanfaatan lahan pertanian dapat juga berbenturan dengan industri tambang. Di sisi lain, nilai pendapatan dari hasil tambang lebih menggiurkan dari pada untuk lahan pertanian,” kata politisi Partai Golongan Karya (Golkar).
Sukarno menuturkan alam yang sudah terlanjur rusak membutuhkan waktu yang lama untuk diperbaiki.
“Padahal untuk mengembalikan kerusakan alam yang sudah terlanjur rusak, membutuhkan waktu yang cukup lama,” beber wakil rakyat Pati itu.