Pati, Infoseputarpati.com – Musim kemarau ekstrem mempengaruhi harga garam di Kabupaten Pati. Hal ini disebabkan karena jumlahnya yang melimpah ruah.
Dalam hal ini, Pembina Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati, Ari Wibobo mengungkapkan bahwa harga sangat jauh dari tahun sebelumnya, 2022. Karena saat itu, stok garam yang dihasilkan petambak menipis.
Ari Wobowo, mengatakan bahwasannya harga garam dilevel petambak tahun 2023 mengalami penurunan. Yakni berkisar Rp930 hingga Rp 1.000 per kilogram.
Jika dibandingkan dengan harga di tahun 2022 merangkak naik mencapai hingga Rp Rp 5.000 per kilogram. Lantaran produksi garam tidak mencapai target.
“Harga garam sangat mempengaruhi masa-masa musim kemarau. Tapi juga tergantung kualitas garamnya juga. Jadi harga produk itu tergantung dengan jumlah ya. Kalau jumlah produknya banyak, maka harga akan semakin murah. Harga ditahun 2022 kemaren itu memang harganya sangat tinggi banget diangka Rp 5.000, ada yang Rp 4.900. Dan sekarang sudah mulai turun, antara Rp 930 sampai Rp 1.000,” ungkapnya.
Dalam hal ini, tidak menutup kemungkinan petani garam mengalami kendala. Selagi sarana dan prasarana tercukupi kebutuhan, petambak garam akan terus menghasilkan kualitas sebaik mungkin.
Terlebih kebanyakan petambak garam di Pati saat ini sudah beralih ke geoisolator ataupun geomembran untuk menciptakan kualitas garam yang baik. Sekaligus mempercepat proses pembuatan garam.
“Misalnya petambak garam itu patok harga yang tinggi, maka dia harus menciptakan kualitas yang bagus. Dan rata-rata para petambak garam bisa membuat kualitas yang bagus seperti itu,” lanjut dia.
“Dan mungkin untuk sarana geo isolator untuk meningkatkan kualitas. Dan ini mereka sudah berbondong-bondong untuk beralih ke geo isolator. Modal kaya terpal itu lo, geomembran. Saat ini itu memang kualitasnyaa bagus dan produksinya juga meningkat,” imbuh Ari. (*)