Mengenal Batik Bakaran Produk Unggulan Khas Pati

Infoseputarpati.com – Perlu kamu ketahui bahwa Kabupaten Pati memiliki kerajinan batik yang khas. Kerajinan batik ini disebut Batik Bakaran.

Batik tulis ini berasal dari dari Desa Bakaran Kecamatan Juwana Kabupaten Pati.

Berdasarkan penuturan salah satu pengusaha batik setempat, Bukhari Wirso Satmoko (69), Batik Bakaran sudah ada sejak zaman Majapahit, sekitar abad ke-14 Masehi.

“Batik ini diperkenalkan Nyi Danowati dari kerajaan Majapahit, namun dia meminjam ‘nyilih’ nama menjadi Nyai Ageng Siti Sabirah,” ujar Bukhari.

Adapun beberapa motif batik yang diperkenalkan oleh Nyai Sabirah adalah Sekar Jagad, Magel Ati, Padas Gempal dan Limaran. Selain itu, ada satu motif batik yang khusus dibuat Nyai Sabirah untuk pasangannya, yaitu Gandrung.

Hingga sekarang, batik tulis ini mampu bertahan. Bahkan, para pejabat negara memakai pakaian batik untuk seragam kantor.

Batik bakaran juga memiliki ciri khas sebagai batik pesisir. Hal ini karena letak geografis wilayah Bakaran berada tidak jauh dari pesisir pantai.

Karena dinilai memiliki motif yang khas dan berbeda dengan batik yang lain, sehingga batik bakaran mampu menarik perhatian para pecinta batik di Indonesia maupun luar negeri.

Kemudian Bukhari mengungkapkan keunikan dari Batik Bakaran adalah pecahan-pecahan yang ada pada motif batik dan warna batik yang khas yaitu cokelat sawo.

Motif pecahan inilah yang menyebabkan batik bakaran menjadi lebih indah dan unik.

“Jika dilihat dari segi warna memiliki ciri cokelat muda, cokelat, dan cokelat tua yang didapat saat proses nyareni atau mengunci dengan 3 bahan yaitu tawas untuk cokelat muda, gamping untuk warna cokelat dan tanjung untuk warna cokelat tua,” imbuhnya.

Selain itu, warna-warna dihasilkan merupakan asli dari bahan alami yaitu kulit pohon tinggi, kayu tegoran, dan akar kadu.

Namun, karena perkembangan zaman dan bahan yang susah didapat, sekarang banyak pengerajin Batik yang beralih menggunakan pewarna pakaian.

Meskipun begitu, mereka masih tetap mengutamakan bahwa kualitas pewarna nomor satu.

Lebih lanjut, dalam proses pembuatan batik bakaran juga masih menggunakan teknik manual.

“Proses pembuatan batik bakaran dimulai dari ngirah atau ngetel, kemplong, ngering, pola, isen-isen, nembok, wedel, kerok malem, soga, nyareni atau ngunci, dan nglorod. Ini adalah proses pembatikan yang mempertahankan teknik manual dan masih menggunakan teknik di kerik (melepaskan malam yang ada dibatik dengan pisau),” ujarnya.

Sementara itu, Ninuk (57) seorang pengusaha Batik yang ada di Desa Bakaran Kulon, Kecamatan Juwana sudah turun temurun merintis usahanya mulai dari tahun 2000 hingga sekarang.

Ia memperkenalkan beberapa motif batik seperti Padas Gempal, Sido Mukti, Satrio, Danliris, Sekar Baru, Blarak Sineret, hingga Daun Irengan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *