Pati, Infoseputarpati.com – Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, M Nur Sukarno mengatakan generasi melinial saat ini jarang yang melirik sektor pertanian. Sebab, sektor pertanian kurang menjanjikan dalam artian margin keuntungannya sangat tipis.
“Seiring perkembangan zaman, generasi melenial saat ini jarang yang melirik sektor pertanian. dikarenakan sektor pertanian kurang menjanjikan dalam artian margin keuntungannya sangat tipis (apalagi tenaga sendiri kalau dihitung ya malah merugi),” jelasnya.
Berdasarkan data yang dimiliki Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2021 terdapat proporsi pemuda yang bekerja di pertanian sekitar 19,18 persen, sementara di bidang jasa 55,8 persen, serta dunia manufaktur 24,89 persen.
Hal senada juga disampaikan Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkap sejumlah tantangan serius untuk mewujudkan kedaulatan dan ketahanan pangan secara berkelanjutan di Indonesia.
Selain meningkatnya jumlah penduduk, perubahan iklim serta isu geopolitik, juga minimnya regenerasi petani.
Maklum, sejauh ini jumlah petani di Indonesia masih didominasi oleh orang tua yang usianya di atas 45 tahun dengan menjalankan usaha tani secara konvensional dan sangat dipengaruhi situasi iklim.
Repotnya, generasi muda Indonesia belum benar-benar tertarik untuk menggeluti sektor pertanian yang menjadi tulang punggung ketersediaan produk pangan pokok.
“Petani di kita ada 33 juta lebih, 70 persen di antaranya berusia lebih dari 45 tahun atau disebut petani kolonial,” tutur Kepala Badan PPSDMP Dedi Nursyamsi, saat menutup pelatihan Agribisnis Smart Farming Batch 3 di Bogor beberapa waktu yang lalu.
Sementara hanya 29 persen petani yang umurnya masih muda alias milenial. Minat generasi muda di bidang pertanian, kata Dedi, cenderung mengalami penurunan dan lebih banyak yang memilih bekerja di kota seperti sektor industri, jasa, dan lainnya.
“Untuk mengatasi persoalan ini kami terus melakukan edukasi kepada anak-anak muda agar tertarik menjadikan petani sebagai profesi. Upayanya bagaimana menjadikan hasil-hasil pertanian sebagai komoditas yang menguntungkan dan menjanjikan,” ujarnya.
Penulis: Muhamad Kafi
Editor: Erika Chairun