Infoseputarpati.com – Prestasi ditorehkan siswa asal Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kudus.
Dimana, tim Riset MAN 1 Kudus meraih juara I dan Best Presentation dalam Airlangga Maritime Week (AMW) 2025 di Universitas Airlangga.
AMW merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan untuk mendukung kemajuan penelitian dan inovasi teknologi di sektor perikanan dan kelautan Indonesia. Ajang ini menjadi sarana bagi siswa SMA atau sederajat untuk mengekspresikan kreativitas, mengasah kemampuan penulisan ilmiah, serta menciptakan gagasan-gagasan baru yang inovatif.
Tim riset MAN 1 Kudus terdiri atas Ghaida Fathina Annaila, Minhatul Mila Rochana, dan Luthfiya Ainal Hana. Mereka mempresentasikan inovatif berjudul Barkyspray-Marine: Inovasi Spray Kitosan dari Limbah Udang sebagai Edible Coating Alami untuk Mempertahankan Kualitas Ikan Laut Berbasis Aplikasi Pintar.
Prestasi ini tidak hanya menjadi kebanggaan madrasah, tetapi juga bukti bahwa riset peserta didik mampu memberikan kontribusi nyata terhadap persoalan lingkungan dan ketahanan pangan, khususnya di sektor kelautan.
Ide penelitian ini lahir dari keprihatinan terhadap dua persoalan utama di masyarakat pesisir. Pertama, limbah kulit udang yang melimpah sering kali tidak dimanfaatkan dan berpotensi mencemari lingkungan. Kedua, tingginya angka kerusakan mutu ikan, di mana sekitar 30% ikan laut Indonesia mengalami penurunan kualitas sebelum sampai ke konsumen.
“Inspirasinya berawal dari banyaknya limbah kulit udang di pesisir yang belum dimanfaatkan dan masalah ikan cepat busuk sehingga merugikan nelayan. Dari situ kami terpikir untuk mengolah limbah itu jadi produk pengawet alami yang ramah lingkungan,” ujar Ghaida Fathina Annaila di Kudus.
Berdasarkan hasil penelitian, spray kitosan dari limbah udang ini tidak hanya berfungsi sebagai pengawet alami yang aman, tetapi juga berpotensi dikembangkan lebih lanjut melalui integrasi dengan aplikasi pintar Barky Core.
Aplikasi tersebut nantinya dapat digunakan untuk memantau efektivitas penyimpanan ikan berbasis Internet of Things (IoT). Ke depan, tim berharap inovasi ini bisa dikembangkan lebih luas, tidak hanya untuk ikan, tetapi juga produk pangan lain yang membutuhkan pengawetan ramah lingkungan. (*)