Indahnya Perpaduan Budaya Magelang dan Bali di Borobudur Moon

Infoseputarpati.com – Bua budaya besar Nusantara bertemu dalam satu panggung spektakuler Borobudur Moon.

Bupati Magelang Grengseng Pamuji menyampaikan apresiasi dan kebanggaan atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Ia menegaskan Borobudur Bulan merupakan ruang pertemuan budaya yang melampaui batas geografis, serta simbol kebersamaan dua daerah yang sama-sama menjunjung tinggi nilai seni dan spiritualitas.

“Borobudur Moon adalah berputarnya harmoni antara seni, budaya, dan alam. Ini bukan sekadar pertunjukan, tetapi peristiwa yang menyatukan jiwa Nusantara di bawah cahaya purnama Borobudur,” ungkap Grengseng.

Menurutnya, kegiatan ini menampilkan warisan leluhur tetap hidup dan relevan di tengah dinamika zaman. Kolaborasi antara Magelang dan Gianyar membuktikan bahwa budaya dapat menjadi bahasa universal yang menghubungkan perbedaan.

“Para seniman dan pelaku budaya adalah duta harmoni yang menjaga nilai-nilai luhur bangsa melalui karya dan ekspresi mereka,” kata Grengseng.

Grengseng juga berharap agar semangat kolaborasi budaya ini terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi daerah lain.

“Semoga Borobudur Moon menjadi cahaya yang menghasilkan perjalanan kebudayaan dan pariwisata Indonesia. Mari kita terus Melanglang Magelang, menjelajahi keindahan dan makna di balik setiap karya dan kolaborasi,” harapnya.

Gubernur Jawa Tengah yang diwakili Asisten Sekretariat Daerah (Sekda) Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko, turut memberikan apresiasi atas ide kreatif Bupati Magelang dalam menggelar Borobudur Moon.

“Acara ini merupakan gagasan yang sangat baik. Borobudur Bulan dapat menjadi magnet wisatawan, sekaligus menjadi sarana promosi budaya, pariwisata, dan ekonomi daerah kreatif. Jika digarap secara konsisten, kegiatan seperti ini bisa menjadi ikon baru yang menghubungkan berbagai potensi seni dan budaya di Jawa Tengah,” ujar Sujarwanto.

Sujarwanto menegaskan pariwisata akan menjadi landasan pembangunan ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2027. Oleh karena itu, kegiatan seperti Borobudur Moon menjadi langkah nyata untuk memperkuat sektor tersebut melalui kolaborasi lintas wilayah.

“Langkah ke depan adalah integrasi paket wisata terpadu, harmonisasi atraksi lintas daerah, serta penguatan promosi digital agar wisatawan dapat menikmati pengalaman yang lebih luas dan lama di kawasan ini,” tambahnya.

Kegiatan Borobudur Moon kembali menegaskan bahwa Candi Borobudur bukan hanya destinasi wisata dunia, tetapi juga ruang refleksi, dialog, dan kolaborasi budaya lintas daerah dan generasi, bahwa dalam setiap gerak tari, lantunan musik, dan pancaran cahaya bulan, tersimpan semangat persaudaraan dan kebanggaan akan jati diri bangsa. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *