Infoseputarpati.com – Pemerintah bakal menarik utang Rp781,9 triliun di tahun 2026. Jumlah tersebut mengalami kenaikan 9,28 persen dibandingkan outlook 2025 yang ada di angka Rp715,5 triliun.
Jumlah tersebut juga menjadi yang tertinggi sejak tahun 2022.
“Pada tahun 2021, rasio utang sempat mencapai 40,7 persen sebagai dampak program pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19, namun kembali turun di bawah 40 persen pada akhir tahun 2024 yang mencapai sebesar 39,8 persen,” dikutip dari Buku II Nota Keuangan.
Lebih lanjut, penarikan utang di tahun 2026 akan dilakukan melalui penerbitan surat berharga negara (SBN).
Penerbitan SBN ini juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan outlook 2025 sebesar Rp585,1 triliun.
Pembiayaan utang juga diambilkan dari pinjaman sebesar Rp32,7 triliun. Jumlah tersebut menjadi terendah sejak 2022.
Jika dibandingkan dengan outlook 2025 yang sebesar Rp130,4 triliun, angka pinjaman 2026 lebih rendah 74,9 persen. Pembiayaan utang dari pinjaman ini diambilkan dari pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri, dimana masing-masing minus Rp6,5 triliun dan Rp39,2 triliun. (*)