Infoseputarpati.com – Penganiayaan terjadi di salah satu MTs Grobogan. Peristiwa ini viral setelah video penganiayaan diunggah melalui media sosial.
Rekaman yang diunggah melalui akun @beritasemaranghariini memperlihatkan tiga orang anak. Salah satu anak tersebut nampak dipukul oleh siswa yang menggunakan seragam pramuka.
“Laporan kejadian video viral tentang dugaan penganiayaan di belakang sekolah MTs Fatul Ulum Pandanharum,” tulis akun @beritasemaranghariini.
Korban bahkan ditendang oleh pelaku hingga jatuh tersungkur ke semak-semak.
“Teradu melakukan penganiayaan dengan cara menendang kaki kanan dan kiri 4 kali, mengenai tubuh korban sehingga jatuh ke semak-semak,” tulis akun tersebut.
“Teradu menendang lagi 1 kalu mengenai kepala korban sehingga terbentu ke tembok kemudian teradu meninggalkan lokasi kejadian,” imbuh dia.
Dalam hal ini, Kasat Reskrim Polres Grobogan, AKP Agung Joko Haryono mengungkapkan bahwa kekerasan tersebut menimpa salah satu siswa di MTs Fathul Ulum 1, Kecamatan Pandanharum, Kabupaten Grobogan.
“Jadi awalnya korban anak ini diajak ketemuan di belakang MTs nya itu untuk dipertemukan dengan teradu anak. Karena ada cerita sebelumnya bahwa si korban anak ini diduga melakukan pemukulan juga terhadap siswa MI,” kata Agung saat dihubungi detikJateng, Kamis (26/12).
Korban diketahui berusia 13 tahun dan duduk di bangku kelas 8. Ia sempat memukul siswa lain yang kemudian mengadu kepada pelaku anak.
“Kebetulan siswa MI ini kenal dengan terduga pelaku anak. Jadi cerita, gara-gara cerita itu kemudian si terlapor anak ini perjanjian untuk ketemu di belakang sekolah mereka,” beber dia.
“Saksi ada lima orang, pelapor selaku orang tua dari korban itu sendiri, kemudian korban anak, kemudian orang tua dari teradu anak, teradu anak itu sendiri, dan yang ngevideo. Sudah dilakukan pemeriksaan,” ujar dia.
Agung lantas mengatakan jika saat ini korban kondisinya baik. Hanya ada satu pelaku hingga saat ini.
“Selanjutnya kita nanti akan berkoordinasi dengan lapas, karena ini antara pelaku dan korban ini juga sama-sama anak. Jadi melibatkan lapas untuk penanganan lebih lanjut,” beber dia. (*)