Titik Perkara Dugaan Kasus Intimidasi Kadus di Tapen Wedarijaksa

Pati, Mitrapost.com – Kepala dusun (Kadus) di Tapen atau Tawangharjo, Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati bernama Slamet Riyadi diduga menerima intimidasi.

Kadus terpilih tersebut diduga diminta untuk mundur dengan diberikan uang senilai Rp210 juta.

Alhasil warga pun demo di Balai Desa untuk menuntut keadilan hingga akhirnya dilakukan audiensi dan disepakati Slamet Riyadi sebagai kepala dusun.

“Warga Tapen ke sini untuk mendampingi keponakan saya Slamet Riyadi supaya bisa menjadi kepala dusun (kadus) Tapen,” kata kerabat Slamet Riyadi, Wakhid kepada wartawan ditemui usai aksi di depan kantor Balai Desa Tawangharjo, Kamis (7/11/2024).

Ia menyebut demo ini dilakukan karena ada dugaan suap yang  dilakukan agar keponakannya mundur.

“Dugaan ada suap Rp 210 juta dan satu lagi ada pernyataan iming-iming saat nanti ada pencalonan perangkat desa Mas Slamet mau direkom menjadi perangkat desa sebagai Mbah Moden (Kasi Pelayanan), tanda tangan itu dari kepala desa,” ujarnya.

“Terus uang yang Rp 210 juta dikembalikan nggak mau menerima suap, pernyataan sudah dikembalikan dan kita menunggu pelantikan dari Pak Pj Bupati Pati,” imbuh dia.

Kronologi Kasus

Slamet Riyadi menerima intimidasi, diminta untuk mundur dengan diberikan uang senilai Rp210 juta.

Hal ini pun disampaikan oleh Kadus Tapen terpilih Slamet Riyadi. Ia menceritakan awalnya mengikuti seleksi pengisian perangkat desa dengan formasi Kadus Tapen.

Terdapat tiga calon yang mendaftar dan mengikuti tes tertulis perangkat desa di Semarang pada Jumat (1/11).

“Kebetulan kemarin dari segi skor memang saya di bawah Mbak Agustina, akan tetapi saya memiliki nilai pengabdian sejumlah 30, skor itu nilai tes 40 an menjadi 70. Sedangkan lainnya tidak ada yang 70 otomatis saya yang pertamanya (peringkat pertama),” terang Slamet.

Setelah ditetapkan dirinya terpilih menjadi Kadus, Kepala Desa Tawangharjo Sudarmono pun menghubunginya dan mereka bertemu di punden Singo Padu pada Rabu (6/11) sore.

Pertemuan tersebut disebutnya ada bebrapa kepala desa dan camat. Setelah pulang, Slamet Riyadi menceritakan kejadian itu kepada keluarganya.

“Beliau mengutarakan pertama lanjut sebagai Kadus Tapen Tawangharjo yang kedua mundur sebagai kadus sebagai gantinya besok ada pemilihan perangkat kasi pelayanan itu direkomendasikan sama Pak Inggi (sebutan untuk Kades). Dan juga sebagai imbalannya mendapatkan uang Rp 200 juta secara kes,” cerita Slamet.

Slamet diminta untuk mundur dengan diberikan sejumlah uang. Pihak keluarga pun tidak terima hingga menggelar demo.

“Saya tidak menyangka sekali tidak sebesar dan seheboh ini. Alhamdulillah saya itu orangnya tulus apa adanya, memang seperti itu saya siap menjadi Kadus karena ini dorongan masyarakat Tapen begitu besar kepada saya sehingga saya siap melaksanakan menjadi Kadus itu,” tutur dia.

Dalam hal ini Slamet mengaku tinggal menunggu pelantkkan dan uang senilai Rp210 juta telah dikembalikan kepada Kepala Desa.

“Uang Rp 210 juta saya kembalikan kepada Pak Inggi sudah saya kembalikan semua. Dari saya pun sudah mengembalikan semua. Ya tinggal menanti hari dan tanggal pelantikan,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa Tawangharjo Sudarmono mengatakan tidak tahu-menahu terkait dengan uang yang disebutkan.

“Mas Slamet sudah menyampaikan secara jelas siapa siapa saja, jadi Mas Slamet keinginan untuk menjadi perangkat desa. Insyaallah apa yang disampaikan Mas Slamet terpilih menjadi kadus,” kata Sudarmono saat memberikan sambutan.

“Uang itu saya tidak tahu (asalnya dari mana). saya mohon maaf yang sebesar-besarnya,” jelasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *