Infoseputarpati.com – Manusia dalam hidup pasti tidak terlepas dari ragam pilihan. Terkadang, seseorang bimbang akan pilihan yang terbaik saat dihadapkan dengan beberapa aspek mulai dari jodoh hingga pekerjaan.
Bukan tanpa mengapa, keputusan yang diambil tersebut merupakan pilihan yang dapat mempengaruhi kehidupan di masa yang akan datang.
Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk meminta petunjuk sebanyak tujuh kali kepada Allah SWT. Sebab, keputusan yang terbaik datang dari ketetapan hati yang dikuatkan oleh Allah SWT yang Maha Mengetahui.
Dari Anas RA, dia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Wahai Anas, jika engkau dibuat risau pada suatu perkara, maka mintalah petunjuk Tuhanmu sebanyak tujuh kali, kemudian lihatlah setelahnya apa yang terjadi pada hatimu, maka sesungguhnya kebaikan terlihat di dalamnya,” (Imam an-Nawawi mengatakan hadits ini sanadnya gharib).
Dilansir dari DetikHikmah, Imam an-Nawawi dalam Kitab al-Adzkar ada doa yang dibacakan pada waktu tertentu yang berisi permohonan kepada Allah SWT agar diberikan petunjuk dalam memilih keputusan terbaik.
Doa ini bisa dibaca setelah melakukan salat istikharah, seperti yang dikatakan Rasulullah SAW, “Jika kalian ingin melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah salat dua rakaat selain salat fardhu kemudian berdoalah,” (HR Bukhari).
Doa memohon petunjuk
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ، اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ
Allahumma innii astakhiiruka bi’ilmika was taqdiruka biqudratika wa as-aluka min fadlikal ‘adhiim, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru wa ta’lamu wa laa a’lamu wa anta ‘allamul ghuyuub. Allahumma in konta ta’lamu anna hadzal amra khairun lii fii diini wa ma’aasyii wa ‘aaqibati amrii
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon petunjuk-Mu, dengan pengetahuan-Mu, aku memohon kepastian dengan ketetapan-Mu dan aku memohon karunia-Mu yang agung, Engkau Maha menetapkan dan aku tiada kekuasaan, Engkau Maha Mengetahui, aku tidak mampu mengetahui dan Engkau Maha mengetahui perkara yang tak tampak. Ya Allah, Engkau Maha Mengetahui sungguh perkara ini baik bagiku, agamaku, kehidupanku, dan setelahnya.” (*)