Demi Penuhi Gaya Hidup, Generasi Muda Banyak Utang di Paylater

Infoseputarpati.com – Media sosial pada era disrupsi ini memberikan dampak positif dan negatif. Sebagai pengguna tentu seseorang harus bijak.

Banyak orang yang berusaha untuk memenuhi standar media sosial, meskipun dana tidak mumpuni.

Baru-baru ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa generasi muda di Indonesia banyak mengutang melalui buy now pay later (BNPL).

Dana itu digunakan untuk memenuhi gaya hidup. Mereka banyak membeli barang dalam bidang fashen.

Berdasarkan data yang dipaparkannya, pengguna paylater sebagian besar merupakan generasi Z dengan rentang usia 26-35 tahun. Dengan rincian, 26,5% pengguna paylater dengan rentang usia 18-25 tahun, 43,9% pengguna berusia 26-35 tahun, 21,3% berusia 36-45 tahun. Kemudian, 7,3% pengguna berusia 46-55 tahun, serta hanya 1,1% pengguna paylater berusia di atas 55 tahun.

Hal ini untuk memenuhi gaya hidup, diantaranya fesyen dengan persentase 66,4%, perlengkapan rumah tangga dengan 52,2%, elektronik dengan 41 %, laptop atau ponsel dengan 34,5%, hingga perawatan tubuh sebesar 32,9%.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen (PEPK) Friderica Widyasari Dewi menyebut kegiatan utang melalui paylater menjadi concern dari regulator di seluruh dunia.

Ia juga mewanti-wanti akan bahaya fenomena fear of missing out (Fomo) yang dapat memicu seseorang untuk berutang.

“Anak muda ini Fomo, kalau nggak ikut khawatir dibilang ketinggalan zaman, terus Yolo. Katanya sekarang tren baru doom spending, belanja serasa mau kiamat. Jadi, anak muda ini kemudian membelanjakan yang dimiliki seolah tidak ada hari besok. Paling gawat belanjanya bukan dari uang yang dimiliki, tapi dari uang yang utangan tadi,” kata Kiki dalam acara Like It yang dilansir dari Youtube OJK.

Fenomena memberikan penghargaan yang instan juga dapat membahayakan generasi muda terlebih belum punya penghasilan sendiri dan menyebabkan seseorang melakukan utang.

“Karena dengan ada pinjol, paylater sangat mudah anak muda kita bisa mendapatkan pinjaman kemudian membelikan barang yang tidak produktif,” ujar dia. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *