Pati, Infoseputarpati.com – Berdasarkan prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kabupaten Pati akan mengalami kemarau lebih panjang dibandingkan dengan tahun 2023.
Adanya kemarau panjang salah satunya ditandai oleh Hari Tanpa Hujan (HTH) selama 10 hari di bulan Mei.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Martinus Budi Prasetya menyampaikan bahwa dengan adanya musim kemarau ini, petani dihimbau untuk mengganti komoditas pertanian.
“Petani dihimbau untuk mengganti komoditas tanamannya dari tanaman padi menjadi tanaman yang lain,” beber Budi.
Kemarau menyebabkan sebagian wilayah di Kabupaten Pati mengalami kekeringan. Selain itu juga berdampak kepada sejumlah petani di Kabupaten Pati.
Dimana daerah yang terdampak adalah di daerah Pati Selatan. Ada kurang lebih 75 persen lahan yang mengalami gagal panen, karena disebabkan tidak adanya air.
Wilayah Pati Selatan tersebut diantaranya Kecamatan Winong, Kayen, Tambakromo serta Pucakwangi. Memang daerah-daerah tersebut merupakan daerah tadah hujan.
Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Pati, M. Nur Sukarno pun mengaku turut prihatin dengan adanya kekeringan di sebagian wilayah Pati.
“Kemarin saja itu, katakanlah hampir 75 persen daerah selatan itu yang gagal, ya dampak dari air,” jelas politisi Partai Golongan Karya (Golkar) tersebut.
Dengan adanya daerah-daerah yang mengalami kekeringan dan gagal panen ini, Sukarno berharap Pemkab Pati ikut memikirkan solusinya.
Selain itu, pihaknya mengharapkan keberadaan Perda Pemberdayaan dan Perlindungan Petani bisa membantu petani. (Adv)