Pati, Infoseputarpati.com – Jaringan Masyarakat Peduli Sungai Juwana (Jampisawan) pada Sabtu (25/05/2024) kemarin, melakukan Ngaji Tani dengan mengusung tema Pranata Mangsa yang bertempat di Kesekretariatan Dukuh Guo, Desa Gadingrejo, Kecamatan Juwana.
Pranata Mangsa merupakan sistem penanggalan atau sistem kalender yang berkaitan dengan aktivitas pertanian. Dalam hal ini, digunakan untuk bercocok tanam.
Kegiatan Ngaji Tani ini rutin digelar setiap satu bulan sekali oleh Jampisawan agar para petani mengetahui waktu bercocok tanam yang pas dengan musimnya.
“Petani haru tahu, kapan saatnya dia menanam dan kapan saatnya harus tidak menanam, itu harus diketahui oleh para petani,” ujar Sunhadi selaku Ketua Jampisawan.
Dalam hal ini, Sunhadi menjelaskan bahwa musim yang berubah-ubah antara musim kemarau dengan musim hujan membuat petani harus tahu kapan saatnya menanam dan tanaman apa saja yang harus ditanam.
Kemudian, Sunhadi menambahkan bahwa makanan pokok tidak hanya padi, melainkan bisa ketela. Hal ini juga harus diketahui para petani.
“Makanan pokok itu tidak hanya padi, tapi juga makanan yang lain seperti ketela,” jelasnya.
Dengan diadakannya Ngaji Tani secara rutin di tiap bulannya, Sunhadi mengharapkan agar para petani mengetahui cara bertani dengan baik sehingga produktivitas juga tinggi.
Salah satu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, M. Nur Sukarno pun mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh Jampisawan tersebut.
Dalam hal ini, Sukarno panggilan akrabnya menuturkan bahwa tanda-tanda alam untuk saat ini perlu dipelajari dengan baik, mengingat perubahan iklim sering terjadi.
“Tanda-tanda alam perlu kita kenali lagi, walaupun saat ini sering terjadi perubahan iklim yang ekstrim,” jelasnya.
Sukarno menilai bahwa saat ini masih perlu memberikan edukasi kepada para petani terkait dengan cara bercocok tanam yang baik.
“Saat ini perlu ada edukasi tentang pola garap bidang pertanian,” papar politisi dari Partai Golongan Karya (Golkar) tersebut. (Adv)
