Infoseputarpati.com – Ramadan merupakan bulan yang mulia, banyak orang yang berlomba-lomba untuk mendapatkan rahmat dari Allah SWT.
Ternyata terdapat tanda-tanda jikan amalan bulan Ramadan diterima atau tidak.
Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ’anhu, bahwasanya beliau menyeru pada malam terakhir bulan Ramadan,
ياَ لَيْتَ شِعْرِي مَن هَذَا المَقْبُول فَنُهَنِّيْهِ وَمَنْ هَذَا المَحْرُوم فنعزيه.
“Aduhai, andai aku tahu siapakah yang diterima amalannya pastilah kami akan mengucapkan selamat kepadanya, dan siapa yang diharamkan darinya, maka kami akan berbela sungkawa padanya,” (lathaiful ma’arif, hal. 210).
Berikut ini tanda amalan diterima;
Pertama, orang tersebut melakukan ketaatan lebih baik dari sebelumnya. Hal ini didasarkan pada apa yang pernah disampaikan syekh binbaz rahimahullah.
فمن علامات القبول: انشراح الصدر، والاستقامة على الخير، والمسارعة إلى الطاعات، والحذر من السيئات، فإذا قل شره، وكثر خيره، وانشرح صدره للخير؛ فهذه من علامات التوفيق والقبول، أن تكون حاله أحسن. نعم.
“Maka, di antara tanda-tanda diterimanya (sebuah amal): lapangnya dada, istikamah di atas kebaikan, bergegas dalam ketaatan, berhati-hati dari keburukan dan dosa. saat intensitas kejelekannya menjadi sedikit, kebaikannya bertambah dan hatinya merasa tenang kepada kebaikan. maka, inilah tanda-tanda taufik dan diterimanya amalan, yaitu keadaan dan kondisinya berubah menjadi lebih baik,” (fatawa nur ala ad-darbi).
Kedua, dimudahkan mengerjakan kebaikan. Tanda amalan diterima selanjutnya adalah seseorang tersebut diberikan taufik untuk mengerjakan kebaikan-kebaikan lain setelahnya.
فَاَمَّا مَنْ اَعْطٰى وَاتَّقٰىۙ * وَصَدَّقَ بِالْحُسْنٰىۙ * فَسَنُيَسِّرُهٗ لِلْيُسْرٰىۗ
“Maka, barangsiapa memberikan (hartanya di jalan allah) dan bertakwa, dan membenarkan (adanya pahala) yang terbaik (surga), maka akan kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan),” (QS. Al-Lail: 5-7).
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga pernah bersabda.
عَليْكُم بِالصِّدقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ
“Berbuatlah jujur, karena kejujuran akan mengantarkanmu pada kebaikan, dan kebaikan akan mengantarkanmu kepada surga,” (Hr. Muslim no. 2607).
Ketiga, merasakan dampak positif usai beramal. Hal itu didasarkan pada ayat berikut ini.
مَن عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ, أَو أُنثَى وَهُوَ مُؤمِنٌ فَلَنُحيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجزِيَنَّهُم أَجرَهُم بِأَحسَنِ مَا كَانُوا يَعمَلُونَ
“Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan,” (Qs. An-nahl: 97).