Anak Muda Pati Ini Terus Lestarikan Budaya Lokal melalui Tari

Pati, Mitrapost.com – Kebudayaan yang ada di Indonesia khususnya Pati memang harus dilestarikan agar tidak punah ketinggalan zaman. Namun, banyak anak muda yang terkontaminasi budaya barat bahkan Korea Selatan.

Tentu hal ini tidak bisa dibenarkan, jika bukan rakyat Indonesia siapa lagi yang akan melestarikan budaya lokal.

Hal tersebut tidak terjadi pada wanita yang mempunyai nama lengkap Devita Octaningtyas. seorang pemuda yang peduli dan mau mengembangkan sebuah budaya daerah sejak bangku sekolah dasar.

Selain karena suka dengan dunia tari, ia juga mendapatkan dukungan penuh dari orang tua dengan memasukkannya ke dalam sanggar tari.

“Awalnya itu memang dari orang tua, Ia ingin anaknya belajar menari dan mencari kesibukan yang berbeda dari anak-anak lain. Akhirnya inisiatif orang tua memasukkan saya ke sanggar agar bisa belajar menari,” Katanya.

Belajar tari sejak dini, menjadikan Perempuan berusia 24 tahun tersebut juga aktif hingga SMA. Ia juga sering tampil dalam event-event baik yang dilakukan di sekolah maupun luar sekolah.

Selain sudah menjadi hobi, Devita juga sering terjun untuk mengikuti ajang perlombaan baik tingkat daerah hingga nasional.

Vita, panggilan akrabnya menceritakan pengalaman terbaik dalam ajang lomba yang pernah ia ikuti yakni mewakili Kabupaten Pati dalam ajang tari yang diselenggarakan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

“Pengalaman yang paling berkesan saat waktu masih SMA. Dimana saat itu bisa menunjukkan skill menari, dan benar-benar dihargai. Salah satu karena bisa berprestasi dibidang non akademik, selain itu juga bisa sering tampil pentas baik di dalam maupun diluar,” tambahnya.

Tak cukup hingga dibangku SMA, Vita juga ingin lebih mengembangkan keahliannya dalam dunia tari. Hal tersebut, dibuktikan dengan melanjutkan jenjang Perguruan Tinggi dengan mengambil jurusan Pendidikan Seni Tari di Universitas Negeri Semarang (Unnes).

Lulus dari pendidikan tinggi, Vita juga berkeinginan untuk dapat menularkan ilmunya kepada generasi yang lebih muda.

Dimana ia kini menjadi pendidik di beberapa sekolah untuk mengajarkan kesenian khususnya seni tari. Ia bertekad bahwa budaya menari menjadi salah satu warisan budaya yang harus tetap dilestarikan bagi anak-anak bangsa.

“Kalau sekarang sudah mengajar di beberapa sekolah khusus tari, dan juga menjadi pembina ekstrakurikuler tari. Kedepannya semoga bisa menciptakan karya-karya, sehingga bisa juga mengembangkan tari bagi generasi muda lainnya,” ucap Devita. (Asy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *