Infoseputarpati.com – Salat Hajat merupakan salat sunnah yang dikerjakan untuk keperluan atau suatu hajay yang sangat penting agar keinginannya dapat dikabulkan.
Bahkan Rasulullah SAW pernah bersabda terkait dengan hukum pengerjaan salat hajat.
“Barang siapa mempunyai hajat (kebutuhan) kepada Allah, atau kepada salah seorang anak Adam, hendaklah ia berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, sholat dua rakaat, kemudian hendaklah dia mengucapkan pujian kepada Allah dan mengucapkan sholawat kepada Nabi SAW, kemudian hendaklah berdoa.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Dalam buku Penuntun Mengerjakan Shalat Hajat oleh Ali Akbar bin Aqil menjelaskan waktu pengerjaan salat hajat terbaik adalah dalam sepertiga malam. Tepatnya pukul 01.00 dini hari hingga menjelang subuh.
Mesjupun demikian salah hajat dapat dikerjakan pada siang maupun malam hari. Allah berfirman dalam surat Az Zariyat ayat 18,
وَبِالْاَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ
Artinya: “dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah).”
Menurut salah satu hadits juga menyebut bahwa pada waktu ini, Allah SWT turun ke langit dunia. Berikut bunyi haditsnya,
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي، فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ
Artinya: “Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman, ‘Orang yang berdoa kepadaKu akan Kukabulkan, orang yang meminta sesuatu kepadaKu akan kuberikan, orang yang meminta ampunan dariKu akan Kuampuni,” (HR Bukhari dan Muslim).
Menurut Kitab Ta’Jul Jamil Ill Ushul, disebutkan salat hajat diakhiri dengan membaca istigfar sebanyak 100 kali atau sekurang-kurangnya 33 kali.
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْه
Bacaan latin: Astaghfirullohal ‘azhim alladzi la ilaha illa huwal hayyul qoyyum wa atubu ilaih
Artinya: “Aku memohon ampunan kepada Allah yang Maha Agung, tiada tuhan selain Dia yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat pada-Mu.”
Setelah itu, membaca doa seperti yang diriwayatkan Tirmidzi dan Ibnu Abu Aufa yang berbunyi:
“Laa ilaaha illalloohul haliimul kariim. Subhaanallohi robbil ‘arsyil ‘azhiim. Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin. As aluka muujibaari rohmatika wa ‘aazaaima maghfirotika wal ghoniimata min kulli birri wassalaamata min kulli itsmin laa tada’ lii dzamban illa ghofartah walaa hamman illaa farojtah walaa haajatan hiya laka ridhon illa qodhoitah yaa arhamar roohimiin.”
Artinya: Tidak ada Tuhan melainkan Allah Yang Maha Lembut dan Maha Penyantun. Maha Suci Allah, Tuhan pemelihara Arsy yang Maha Agung. Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Kepada-Mu-lah aku memohon sesuatu yang mewajibkan rahmat-Mu, dan sesuatu yang mendatangkan ampunan-Mu dan memperoleh keuntungan pada tiap-tiap dosa. Janganlah Engkau biarkan dosa daripada diriku, melainkan Engkau ampuni dan tidak ada sesuatu kepentingan, melainkan Engkau beri jalan keluar, dan tidak pula sesuatu hajat yang mendapat kerelaan-Mu, melainkan Engkau kabulkan. Wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang. (*)