Infoseputarpati.com – Berdasarkan data dari Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati per 12 Januari 2023, tercatat ada 6.642 hektare lahan pertanian yang dinyatakan puso. Angka tersebut dari total 7.242 hektare lahan terdampak banjir.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, M Nur Sukarno mengatakan, dampak banjir yang menggenangi sawah hingga pekan ini, menyebabkan kerugian yang besar bagi para petani.
Oleh karena itu, Sukarno meminta dinas terkait agar melakukan sosialisasi dengan gencar tentang asuransi tani. Sehingga petani yang sawahnya kebanjiran mendapatkan klaim asuransi.
“Kalau terjadi musibah paling tidak bisa meringankan untuk biaya tanam lagi walaupun masih rugi waktu,” ucapnya kepada wartawan belum lama ini.
Menurutnya, pembayaran premi asuransi tani terbilang murah dikarenakan dalam setahun para petani hanya membayar Rp37 ribu. Artinya, para petani dapat subsidi dari pemerintah daerah maupun pemerintah provinsi.
“Sebenarnya dalam setahun membayar premi Rp37.000. Itu sisa dari subsidi Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati. Itu terbilang murah,” imbuhnya.
Namun, Sukarno menyayangkan para petani di Kabupaten Pati belum banyak yang ikut asuransi tani. Sehingga banyak petani yang tidak bisa mengklaim kerugian yang didapatnya.
“Petani di Kabupaten Pati madih belum banyak ikut. Ini perlu ada penyadaran yang intens,” jelas politisi Partai Golongan Karya tersebut.
Sebagai informasi, dari 7.242 hektare yang terkena dampak banjir tersebut meliputi 74 Desa di 10 Kecamatan. Dari mulai Kecamatan Margorejo, Pati, Gabus, Kayen, Sukolilo, Jakenan, Juwana, Dukuhseti, Tayu, Wedarijaksa.
Akan tetapi, data ini masih dapat berkembang lagi. Mengingat cuaca saat ini masih belum menentu. (adv)