Pati, Infoseputarpati.com – Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, M. Nur Sukarno mengatakan, kedelai sebagai bahan baku tempe dan tahu masih bergantung pada kedelai impor. Sebab, kedelai lokal belum mampu mencukupi kebutuhan produksi tempe dan tahu.
“Ketersediaan kedelai lokal terutama di Pati masih belum cukup untuk kebutuhan produksi tempe dan tahu,” ungkapnya kepada Info Seputar Pati saat wawancara melalui telepon, Rabu (19/10/2022).
Sebenarnya potensi kedelai di Kabupaten Pati cukup menjanjikan, lanjut dia, tetapi belum ada perlindungan pada saat panen raya. Oleh karena itu, harga kedelai dari petani lokal akan jatuh.
“Hal itu yang mengakibatkan gairah untuk menanam kedelai di Kabupaten Pati menjadi tidak menjanjikan,” kata politikus Partai Golongan Karya (Golkar).
Ia menegaskan kedelai merupakan salah satu komoditas pangan yang berperan penting dalam perekonomian nasional, yang mana menjadi sumber pendapatan petani dan mendorong perkembangan industri seperti industri tahu, tempe, kecap dan industri lainnya.
Lebih lanjut, Sukarno menjelaskan selama ini progam penanganan komoditas kedelai di Indonesia sudah dilakukan pemerintah pusat melalui Bulog.
Berdasarkan data Bulog sampai 12 Oktober 2022, dari 17 kabupaten/ kota di Indonesia yang diberi subsidi kedelai sebesar Rp 1.000 per kilogram dari pemerintah pusat, Provinsi Jawa Tengah diketahui menempati urutan ketiga penerima subsidi.
Dalam hal ini, provinsi Jawa Barat sampai 12 Oktober 2022 terealisasi sebesar 32 juta Kg, provinsi Jawa Timur yakni 11,7 juta kg dan provinsi Jawa Tengah sebanyak 10, 7 juta kg. (Adv)
Penulis: Muhamad Kafi
Editor: Erika Chairun