Infoseputarpati.com – Umat Islam pasti familiar dengan kata Masyaallah. Kata ini sering diucapkan ketika melihat sesuatu yang mengagumkan.
Lantas kapan waktu yang tepat untuk mengucapkan Masyaallah?
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad, Rasulullah SAW menyampaikan kepada Amir bin Rabi’ah RA, “Mengapa kamu tidak berdoa untuk mendapatkan keberkahan saat menyaksikan sesuatu yang menakjubkan itu?” (HR Ahmad)
Berdasarkan hadits tersebut, kalimat yang dimaksud adalah ‘Masya Allah’ sebagai wujud rasa syukur dan meminta keberkahan setelah melihat sesuatu yang menakjubkan. Tujuannya, untuk mengakui bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah SWT.
Lantas, kapan menggunakan ungkapan ‘Masya Allah’?
Kapan menggunakan ungkapan ‘Masya Allah’
Berdasarkan laman yang sama, ungkapan ‘Masya Allah’ merupakan salah satu kalimat thayyibah. Sehingga, dapat diamalkan ketika merasa takjub dengan apa yang dilihatnya, seperti keindahan alam semesta, kagum dengan manusia lainnya, maupun suatu benda.
Allah SWT berfirman dalam Al-Kahfi ayat 39,
وَلَوْلَآ اِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاۤءَ اللّٰهُ ۙ لَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللّٰهِ ۚاِنْ تَرَنِ اَنَا۠ اَقَلَّ مِنْكَ مَالًا وَّوَلَدًاۚ
Walau laa idz dakhalta jannataka qulta maa sya`allahu laa quwwata illaa billah. In tarani ana aqalla mingka maa law wawalada.
Artinya: “Mengapa saat engkau memasuki kebunmu tidak mengucapkan, ‘Maa sya`allahu laa quwwata illaa billah’ (sungguh, ini semua kehendak Allah. Tidak ada kekuatan apa pun kecuali dengan pertolongan Allah). Jika kau anggap harta dan keturunanku lebih sedikit daripadamu,”. (*)