Mengenal Budaya Berpuasa pada Weton Kelahiran

Infoseputarpati.com – Masyarakat Jawa masih mempercayai tentang weton. Hal ini juga menjadi budaya turun-temurun yang tidak boleh ditinggalkan.

Salah satu kebiasaan yang dilakukan adalah puasa weton. Hal tersebut ditujukan untuk memperoleh keselamatan dan kebaikan, bahkan didekatkan jodoh.

Puasa ini biasanya dilakukan bertepatan dengan hari kelahiran menurut weton Jawa. Misal, jika Anda lahir di hari Rabu Pahing, maka puasa weton dilaksanakan pada hari dan pasaran tersebut. Sama seperti melakukan puasa lainnya, puasa weton juga diawali dengan niat yang dilafalkan dengan bahasa Jawa.

Dilansir dari laman Liputan6, berikut niat puasa weton.

Niat ingsun pasa ing dina kelahiran tanpa mangan tanpa ngombe kangge (menyebutkan hajat/keinginan) kerono Allah Ta’ala yang berarti, saya niat berpuasa pada hari kelahiran untuk mendapatkan (sebutkan hajat) karena Allah Ta’ala.

Selain untuk memohon keselamatan, puasa weton juga bertujuan untuk menghormati kelahiran diri. Pelaksanaannya dapat dilakukan dalam dua cara. Puasa satu hari penuh yang dimulai sehari sebelum hari kelahiran hingga berbuka puasa pada hari kelahiran.

Adapula puasa tiga hari atau puasa apit weton yang berlangsung selama tiga hari. Puasa dimulai sehari sebelum hari kelahiran, saat hari kelahiran, dan berakhir satu hari setelah hari kelahiran. Selama tiga hari tersebut, Anda tidak boleh makan dan minum. Waktu berbuka puasa jatuh pada hari ketiga.

Selama melakukan puasa, dianjurkan untuk melakukan ibadah sesuai dengan agama, selalu bersyukur, dan melakukan hal-hal positif untuk memperoleh manfaat dan kebaikan. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *