Infoseputarpati.com – Banyak orang yang khawatir akan keberadaan kecerdasan buatan ( Artificial Intelligence/AI). Kehadiran AI digadang-gadang dapat menggantikan pekerjaan manusia.
Padahal pekerjaan menjadi salah satu kebutuhan manusia agar mendapatkan uang. Diketahui bahwa sebanyak 61 persen Perusahaan Ameriksa Serikat akan menggunakan AI pada tahun mendatang.
Tugas yang dimaksud ini diantaranya membuat laporan keuangan hingga faktur. Bahkan disebutkan juga beberapa bisnis telah menggunakan ChatGPT dan chatbot AI.
Perusahaan yang beralih ke AI ini juga bisa menghemat biaya operasional dan meningkatkan keuntungan.
“Anda tidak dapat menjalankan perusahaan yang inovatif tanpa mempertimbangkan teknologi ini secara serius. Anda berisiko tertinggal,” kata Profesor Keuangan Duke John Graham selaku direktur akademis survei tersebut, dikutip dari CNN, Jumat (21/6/2024).
Perlu diketahui sebelumnya, Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian menyebut kehadiran AI ini akan menghilangkan 80 juta lapangan pekerjaan.
“Menurut perkiraan dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat ke depan, ada sekitar 80 juta lapangan kerja akan hilang, tetapi akan bertambah sekitar 67 juta jenis pekerjaan yang kita perlukan dengan kemampuan skill-skill yang baru,” kata Pelaksana Harian (Plh) Deputi IV Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud dalam media briefing di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (12/6/2024).
Sementara itu, Asisten Deputi Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Kemenko Perekonomian Chairul Saleh benyaknya lapangan pekerjaan teknologi ini dipengaruhi perkembangan ekonomi digital.
“Kita nggak bisa menolak dari perkembangan ekonomi digital kita karena ini sudah jadi keniscayaan, kalau tidak kita ketinggalan. Perlu ada skill yang kita set up di sini. Kita perlu menciptakan kesiapan dari manusianya sendiri,” tutur Chairul.