Infoseputarpati.com – Setiap orang pasti ingin mempunyai harta yang melimpah, keluarga yang berbahagia, dan kehidupan yang sejahtera.
Banyak manusia yang berusaha untuk mendapatkan semua itu. Jatuh bangun dilakukan agar dapat mencapai kehidupan yang dielu-elukan.
Hal ini menjadi catatan bahwa manusia sering kali lupa untuk menggantungkan harap hanya kepada Sang Pencipta semesta alam. Dalam segala urusan manusia hendaknya menyerahkan kembali segala hasil akhir kepada-Nya setelah usaha dikerahkan untuk mencapai keinginan.
Perintah untuk hanya berharap kepada Allah, tuhan yang Esa ini dijelaskan dalam surat Alquran At-taubah ayat 129.
فَإِن تَوَلَّوْا۟ فَقُلْ حَسْبِىَ ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَهُوَ رَبُّ ٱلْعَرْشِ ٱلْعَظِيمِ
Fa in tawallau fa qul ḥasbiyallāhu lā ilāha illā huw, ‘alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul-‘arsyil-‘aẓīm
Artinya, “Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung.””
Menurut tafsir Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar dalam Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir Allah adalah satu-satunya tempat untuk diserahi segala perkara yang dihadapi manusia sebab Allah adalah pemilik segala kewenangan yang mengatur mengatur makhluk-makhluknya.
Berikut tafsir surat At-taubah ayat 129 menurut tafsir Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar
Wahai rasul, jika mereka menolak untuk beriman maka katakanlah kepada mereka: “Cukuplah Allah yang menjadi penolong dan penyelamatku. Dialah satu-satunya Tuhan yang aku serahi urusan-urusanku. Dialah Tuhan kursi yang lebih agung dari seluruh makhluk. Dan Arsy itu adalah makhluk yang tidak diketahui keagungan dan hakikatnya kecuali hanya Allah SWT yang tahu. Kami beriman atas apa yang terkandung dalam Al-Qur’an tanpa menyamakan dengan sesuatu yang sudah lazim.” Ditafsirkan oleh sabagian ulama’ bahwa Dialah pemilik kerajaan dan kewenangan yang menentukan dan mengatur atas setiap sesuatu dan perkara. (*)