Pati, Infoseputarpati.com – Warga Desa Wegil Kecamatan Sukolilo berharap terdapat pembatasan operasional truk tambang. Hal ini nampak dengan aksi penghadangan yang dilakukan pada puluhan truk pengangkut material.
Aksi yang didominasi oleh puluhan massa dari kalangan emak-emak tersebut merupakan bentuk protes karena tidak dipenuhinya tuntutan warga terdampak debu jalan akibat lalu-lalang truk dump tambang. Dimana salah satu tuntutan yakni meminta penyiraman jalan untuk mengurangi debu yang diakibatkan akivitas tersebut.
Salah satu massa aksi, Sutrisno mengungkapkan bahwa tuntutan tersebut hingga kini belum dilakukan secara maksimal.
Selain itu juga, warga masyarakat meminta agar ada pembatasan mobilitas dan operasional truk tambang yang tidak dijalankan. Dimana aksi tersebut lebih dulu dilakukan pada sekitar awal Agustus 2023 lalu.
“Yang dulu saat penghadangan itu tuntutan ndak dijalankan, yaitu meminta adanya penyiraman jalan kemudian jam operasional truk dimulai setelah pukul 07.00 WIB setelah jam-jam berangkat sekolah, itu belum dipenuhi,” ungkapnya.
Aksi protes dengan melakukan penghadangan yang dilakukan pada Senin pagi ini, juga dipicu adanya kecelakaan siswa yang hendak berangkat sekolah dan terserempet truk tambang.
Kemarahan warga ditambah dengan tidak adanya bentuk tanggung jawab yang dilakukan oleh pelaku yang menyerempet dengan kabur dan meninggalkan korban yang mengalami luka cukup serius.
“Tuntutan yang kemarin katanya sudah dilakukan tapi tidak maksimal, lha delalah hari ini ada anak siswa yang terserempat truk tambang, memicu lagi aksi hari ini,” ungkap Kapolsek Sukolilo, AKP Sahlan.
Diketahui sang pelaku pemilik truk dump tersebut, merupakan warga Kabupaten Kudus yang sedang mengangkut batu hasil tambang di Desa Wegil Kecamatan Sukolilo.
AKP Sahlan mengungkapkan kejadian masih dalam proses dan tahap koordinasi untuk melakukan pencarian si pemilik truk tersebut. (*)