Mengenal Reog Ponorogo, Kesenian Khas Jawa Timur yang Sangat Terkenal

Infoseputarpati.comReog Ponorogo adalah bagian penting dari sejarah dan budaya Indonesia. Kesenian ini berasal dari Kota Ponorogo, Jawa Timur, dan memiliki elemen khas seperti Barong, Bujang Ganong, Warok, serta tarian Jathilan. Pertunjukan Reog Ponorogo sering kali menjadi bagian dari berbagai ekspresi seni, pertunjukan budaya, dan acara-acara khusus.

Beberapa waktu lalu, muncul perbincangan yang hangat mengenai klaim Reog Ponorogo oleh Malaysia. Namun, sejarah yang otentik mengungkapkan bahwa kesenian Reog Ponorogo memiliki akar yang kuat di Indonesia.

Seni Reog Ponorogo adalah buah dari kreativitas Indonesia yang mencerminkan kekayaan budaya. Kesenian ini terbentuk melalui warisan turun-temurun dan dipengaruhi oleh keyakinan-tradisi tertentu. Upacara yang terkait dengan Reog Ponorogo melibatkan persyaratan yang kompleks, menjadikannya sulit diakses oleh mereka yang tidak memiliki pemahaman mendalam tentang garis keturunan.

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) tengah berupaya untuk mengajukan Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage/ICH) kepada United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Tujuan dari usulan ini adalah untuk mengakui dan melindungi warisan budaya yang tak ternilai ini agar tetap hidup dan dihargai di tingkat internasional.

Reog Ponorogo di lengkapi dengan berbagai elemen yang penting dalam pementasannya. Berikut adalah daftar kelengkapan yang di perlukan untuk mempertunjukkan Reog Ponorogo:

  1. Singa Barong

Properti Singa Barong mencakup kepala harimau, topeng Singa Barong, serta tancapan bulu-bulu merak. Kostum ini di buat dari rangka kayu, bambu, dan rotan.

  1. Topeng Bujang Ganong

Bujang Ganong di gambarkan sebagai sosok yang penuh energi, menghibur, dan mahir dalam seni bela diri. Topeng yang di kenakan oleh penari Bujang Ganong memiliki mata bulat yang menonjol, gigi yang tidak rata, rambut berkepang, dan hidung yang besar. Topeng ini khusus di gunakan oleh para penari yang memerankan Bujang Ganong.

  1. Kostum Penari Bujang Ganong

Penampilan penari melibatkan penggunaan pakaian berupa kaos dengan pola belang merah dan putih. Terdapat gambar singo barong yang menjadi simbol dari kesenian Reog Ponorogo. Penari mengenakan celana hitam sepanjang betis, rompi dengan motif belang merah-hitam, serta memiliki sampur (selendang) dan embong gombok. Selanjutnya, penari Bujang Ganong menggunakan pelindung perut berbahan kain hitam yang di kenal sebagai gomyok.

  1. Kostum Penari Singo Barong

Singo Barong mengenakan celana panjang berwarna hitam serta ikat pinggang berwarna putih yang di sebut setot puteh. Pakaian yang di kenakannya terdiri dari kaos dengan pola belang merah putih yang di hiasi gambar singo barong.

  1. Kuda Lumping

Jathilan merujuk pada penari wanita yang menggunakan atribut berbentuk kuda. Tarian ini mengilustrasikan adegan prajurit yang melatih diri dengan menggunakan kuda. Atribut kuda ini di buat dari anyaman bambu dan di kenal sebagai eblek atau kuda lumping. Eblek ini menggambarkan kuda berwarna putih dengan kedua mata yang berwarna merah.

  1. Properti Penari Jathilan

Para penari wanita mengenakan celana pendek berwarna hitam, kain jarit, serta penutup kepala. Selain itu, mereka juga menggunakan aksesoris seperti gelang pergelangan tangan (cakep), stagen, sabuk epek timang (di kenakan di pinggang), dan gelang pergelangan kaki (binggel).

Reog Ponorogo adalah bagian berharga dari warisan budaya Indonesia yang signifikan. Banyak versi yang menceritakan asal-usul munculnya Reog Ponorogo.

 

Dapat di katakan bahwa Reog Ponorogo adalah sebuah bentuk seni yang mengisahkan tentang konflik antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Bantarangin. Biasanya, Reog Ponorogo modern dipentaskan dalam berbagai acara seperti pernikahan, khitanan, dan perayaan nasional.

Pementasannya terdiri dari beberapa bagian, termasuk dua hingga tiga tarian pembuka. Tarian pertama seringkali di tarikan oleh kelompok pria yang berjumlah 6–8 orang, mengenakan pakaian hitam lengkap dengan wajah yang di poles merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang berani.

Tarian berikutnya di lakukan oleh 6–8 gadis yang menunggang kuda. Tarian ini di kenal sebagai tari jaran kepang atau jathilan, yang harus di bedakan dari seni tari lainnya seperti tari kuda lumping.

Para pengiring dalam pertunjukan Reog Ponorogo memiliki tujuan khusus, yaitu menjadikan tarian ini sebagai bagian dari ritual untuk menghindari berbagai rintangan. Menurut penelitian yang berjudul “Makna Ritual Dalam Pementasan Seni Tradisi Reog Ponorogo”, tarian ini melibatkan penyajian sesaji. Fungsi dari sesaji dalam pementasan Reog Ponorogo adalah untuk mengakui keberadaan roh yang di yakini oleh masyarakat setempat. Kehadiran roh ini di yakini sebagai penjaga Barong.

Bagi kamu yang tertarik dengan kesenian atau adat lainnya, kunjungilah kanal YouTube Pojoke Pati.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Menarik Dibaca