Petani Harap Harga Tebu Naik Rp15 Ribu per Kilogram

Infoseputarpati.com – Petani tebu mengungkapkan bahwa terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh mereka. Salah satunya yaitu kesulitan dalam meningkatkan hasil produksinya karena rendahnya pendapatan yang didapat.

Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (Aptri) turut memberikan tanggapan perihal kemungkinan pemerintah India melarang ekpor gula. Mereka mengaku siap memenuhi kebutuhan pasokan gula tersebut.

Meski begitu, Ketua Umum Aptri, Soemitro Samadikoen mengaku ada sejumlah kendala yang membuat para petani kesulitan untuk meningkatkan produksinya.

Hal itu membuat mereka kurang bergairah untuk berproduksi. Oleh karena itu, ia mengusulkan harga acuan di tingkat produsen agar bisa dinaikkan menjadi Rp15.000 per kilogram.

“Minimal taruhlah kita di Rp15.000 per kilogram, itu untung [petani],” jelasnya dilansir dari Bisnis.com.

Besaran itu sudah didasarkan pada beban pengelolaan tanaman tebu yang naik karena tidak ada pupuk subsidi. Dimana petani harus mengeluarkan Rp6 juta per ton pupuk untuk setiap hektare. Padahal sebelumnya petani hanya perlu mengeluarkan Rp1,5 juta per ton.

Selain itu, biaya upah tenaga kerja juga mulai naik sejak 2016 serta biaya hidup yang meningkat juga turut diperhitungkan.

“Jadi untuk kesiapan kita siap, tapi beri kami pendapatan yang cukup untuk membangun kebun kita di tahun berikutnya,” ujarnya.

Sementara itu, Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah menyesuaikan harga gula konsumsi sebesar Rp1.000 per kilogram melalui Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) No.17/2023.

Dengan begitu, harga acuan di tingkat produsen naik menjadi Rp12.500 per kilogram, sedangkan di tingkat konsumen menjadi Rp14.500 per kilogram.

Untuk harga di Indonesia Timur dan daerah 3TP (Tertinggal, Terluar, Terpencil, dan Perbatasan) sebesar Rp15.500 per kilogram. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *