Infoseputarpati.com – Guru asal Desa Oren, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan (Kalsel) bernama Yayun setiap hari harus menempuh perjalanan panjang untuk mengajar.
Ia harus menempuh perjalanan sekitar 15 kilometer. Semua persiapan harus benar-benar diperhatikan, baik kondisi fisik, kendaraan, maupun bahan bakar, karena di sepanjang rute belum terdapat SPBU. Terlebih, kondisi jalan yang sebagian besar belum beraspal dan masih berupa tanah kerap menyulitkan, apalagi saat hujan ketika jalan menjadi becek dan berlumpur.
Perjuangan menuju Sekolah Dasar Kecil (SDK) Hambata, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, memakan waktu lebih dari satu jam. Namun hal itu dijalani Yayun dengan penuh keikhlasan demi mengabdi untuk pendidikan anak negeri, para penerus bangsa.
Yayun menuturkan bahwa dirinya menjalani profesi sebagai Guru PPPK yang diangkat mulai bulan Juli tahun 2023 oleh pemerintah.
“Kami berjuang mendidik siswa dengan penuh keikhlasan melalui Pendidikan Agama Buddha. Harapan kami, semua siswa di Sekolah Dasar Kecil (SDK) Hambata dapat merasakan pendidikan yang sama seperti di kota,” ujarnya.
Saat ini, Yayun membina lima siswa-siswi, yang terdiri 4 orang laki-laki dan 1 orang perempuan beragama Buddha, terdiri atas tiga siswa kelas lima dan dua siswa kelas enam. Selain mengajar, ia juga membantu sekolah dengan melatih kesenian dan lagu.
Sementara itu, Kepala SDK Ambata, Akhmad Baihaqi, melalui sambungan telepone menjelaskan bahwa kegiatan belajar mengajar di sekolahnya didukung oleh beberapa guru, antara lain guru kelas, guru pendidikan agama Buddha.
“Saya sangat bersyukur dengan adanya Guru Pendidikan Agama Buddha di sekolah kami. Sehingga siswa dapat menerima pelajaran sesuai dengan agamanya. Hal ini menjadi semangat bagi kami dalam memberikan pelayanan pendidikan, meski tantangan menuju sekolah tidaklah mudah,” ungkapnya.
Akhmad Baihaqi juga membenarkan bahwa dengan kondisi jalan yang begitu sulit di lewati ketika turun hujan, bahkan ketika sudah memasuki musim hujan maka para guru khususnya guru Agama Buddha sampai berjalan kaki demi memberikan pendidikan untuk siswa-siswi di Pedalaman di Dusun Ambata, Desa Uren. (*)







