Infoseputarpati.com – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menekankan pentingnya upaya kolaboratif dari berbagai pihak, untuk mewujudkan zero Tuberkulosis (TBC) pada 2030.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yunita Dyah Suminar mengatakan, capaian penanganan TBC di Jawa Tengah masih di bawah target, sehingga perlu digenjot lagi.
“Oleh karena itu, kami mengajak organisasi profesi dan asosiasi kesehatan, untuk bersama-sama memperkuat penemuan kasus dan pengobatan TBC,” ujarnya, dalam kegiatan Monitoring dan Evaluasi Public Private Mix (PPM) TBC dan Intervensi TBC-HIV, yang digelar di Rooms Inc Hotel Pemuda, Semarang, Kamis (11/9/2025).
Yunita menambahkan, penggunaan teknologi x-ray portable menjadi terobosan penting, untuk mempercepat deteksi TBC secara mobile di seluruh daerah.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin menyatakan, Jawa Tengah ditunjuk sebagai salah satu dari delapan provinsi, untuk menjadi proyek percontohan menuju Zero TBC 2030. Karenanya, wagub mengajak dinas-dinas terkait, untuk berkerja keras mengatasi persoalan tersebut.
Diungkapkan, tingkat kematian akibat TBC masih tinggi. Maka, program Jogo Tonggo perlu kembali digencarkan, karena penanganan TBC mirip seperti saat pandemi Covid-19.
“Banyak pasien tidak tuntas menjalani pengobatan, bahkan ada yang mengalami resistensi obat. Karena itu program Speling harus digerakkan masif, Jogo Tonggo seperti saat kita menangani Covid-19 dulu juga perlu digencarkan,” tegas dia.
Terkait pengadaan x-ray portable, Gus Yasin, sapaan akrabnya, menegaskan, telah diinput ke dalam rancangan anggaran 2026. Dengan begitu, deteksi TBC lebih cepat, dan penanganan juga lebih maksimal.
Wagub menambahkan, keberhasilan menekan kasus TBC akan berdampak besar pada pembangunan Jawa Tengah.
“Kalau angka TBC bisa ditekan, investor akan semakin yakin pada kualitas sumber daya manusia (SDM) kita. Karena itu, kolaborasi lintas profesi dan semua pihak, adalah kunci untuk mewujudkan Zero TBC 2030,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Pemprov Jateng memberikan penghargaan kepada tenaga medis dan tenaga kesehatan teladan tingkat provinsi. Penghargaan diberikan kepada Hildan Awaludin dari Puskesmas Kedungbanteng Banyumas (kategori Petugas Tanggap Darurat Bencana di Puskesmas).
Kemudian Nugroho Lazuardi dari RSUD dr. Adhyatma Semarang (kategori Tenaga Kesehatan Inovatif di RS Pemerintah), serta dr Agus Fitrianto dari RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto (kategori Tenaga Medis Inovatif di RS Pemerintah).
Apresiasi juga diberikan kepada tiga daerah dengan kontribusi tertinggi dalam implementasi kolaborasi TBC-HIV, yakni Kabupaten Demak sebagai peringkat pertama, disusul Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Magelang
Acara itu dirangkaikan dengan penandatanganan MoU bersama organisasi profesi kesehatan, dalam rangka mendukung program Speling Melesat, sebuah inovasi untuk memperluas jangkauan layanan deteksi TBC di Jawa Tengah. (*)