Infoseputarpati.com – Saat bulan Dzulhijjah, umat Islam dianjurkan untuk melakukan puasa Tarwiyah dan Arafah. Pada hari Arafah ini menjadi momen yang bertepatan jemaah haji saat melaksanakan wukuf.
Hari tersebut istimewa lantaran pada saat itu Allah SWT membanggakan hamba-Nya yang berkumpul di Arafah kepada para malaikat. Arafah merupakan nama bukit tempat Nabi Muhammad SAW menyeru di depan kaumnya untuk yang terakhir kali.
Rasulullah bersabda, “Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu,” (HR Muslim)
Dalam hadits lainnya juga disebutkan, “Puasa pada hari Tarwiyah menghapuskan (dosa) satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun.”
Hukum puasa Arafah
Hukum puasa Arafah pada 9 Zulhijah adalah sunah atau dianjurkan bagi umat Islam yang tidak haji. Sementara itu, mereka yang sedang dalam pelaksanaan haji tidak disunahkan berpuasa agar tidak kelelahan, sehingga bisa fokus untuk ibadah.
Diriwayatkan Maimunah RA, “Sesungguhnya banyak orang ragu tentang puasa yang dilakukan Nabi SAW pada hari Arafah, lalu ia mengirim susu kepada beliau yang sedang wukuf di Arafah, maka Rasulullah SAW meminumnya, sementara orang-orang melihatnya,” (HR Bukhari).
Pada tahun 2024 ini, hari Arafah jatuh pada esok hari, yakni tanggal 16 Juni 2024.
Niat puasa Arafah
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta’âlâ.”
Atau, bisa juga membaca niat berikut ini,
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِعَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah ta’âlâ.” (*)