Infoseputarpati.com – Banyak orang yang menyangka jika darah rendah sama dengan kurang darah. Akan tetapi, kondisi ini menjadi suatu perbedaan tersendiri.
Darah rendah sering disebut hipotensi, sedangkan kurang darah sering disebut anemia.
Kita disebut mengalami darah rendah ketika tekanan darahnya kurang dari 90/60 mmHg. Sedangkan kurang darah terjadi ketika tubuh kita kekurangan sel darah merah.
Gejala Darah Rendah
Darah rendah dapat ditandai dengan gejala pusing, pandangan kabur, sulit konsentrasi, badan lemas, kulit pucat dingin, napas pendek dan cepat, nadi cepat dan lemah, hingga pingsan.
Kondisi ini bisa terjadi karena berbagai hal misalnya kekurangan cairan tubuh, kehamilan, pendarahan, diabetes, pendarahan, penyakit jantung, atau karena mengonsumsi obat tertentu.
Untuk memastikan diagnosis, kamu bisa pergi ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat untuk diperiksa.
Biasanya orang yang mengalami darah rendah akan dianjurkan untuk banyak minum air putih, menambah konsumsi garam, olahraga rutin, dan konsumsi obat yang bisa membantu menaikkan tekanan darah.
Gejala Kurang Darah
Sedangkan untuk gejala kurang darah diantaranya sakit kepala, pusing, badan lemas, kulit pucat, kaki dan tangan dingin, sesak napas, jantung berdetak lebih kencang, nyeri dada, suara denging di telinga.
Ada sejumlah faktor penyebabnya seperti kurang asupan zat besi atau vitamin B12 dan asam folat, perdarahan, kehamilan, kegagalan sumsum tulang memproduksi sel darah, sel darah merah banyak yang pecah, hingga penyakit ginjal kronis.
Jika kurang darah terjadi karena asupan zat besi, asam folat, atau vitamin B12 yang kurang, maka biasanya dokter akan menyarankan penderita untuk minum obat penambah darah, mengosumsi daging, hati sapi, hati ayam, sayuran hijau, buah-buangan seperti semangka, aprikot, plum hingga kismis.
Namun untuk memperjelas diagnosis, ada baiknya pergi ke fasilitas kesehatan terdekat dan temui dokter. (*)