Infoseputarpati.com – Harga saham di Indonesia diketahui saat ini sedang anjlok. Hal ini dikarenakan kurangnya minat investor untuk melakukan investasi di negeri Agraris ini.
Dalam hal ini, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan akan melaporkan sederet aturan yang menghambat masuknya investasi di Indonesia.
Luhut diketahui akan bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto. Hal ini menyusul setelah pertemuan dengan perwakilan dagang dari berbagai negara. Tantangan yang dihadapi mereka adalah berkenaan dengan kepastian regulasi.
“Hari ini, saya bertemu dengan perwakilan berbagai kamar dagang internasional -AmCham, BritCham, KoCham-serta KADIN untuk mendengar langsung aspirasi dan tantangan yang mereka hadapi dalam dunia usaha di Indonesia. Bagi saya, pertemuan semacam ini bukan sekadar agenda rutin, tetapi kesempatan berharga untuk memahami dari dekat dinamika dunia usaha yang terus berkembang,” kata Luhut dikutip dari Instagram @luhut.pandjaitan.
Luhut menjelaskan jika banyak pengusaha yang resah akibat aturan ini sehingga menghambat investasi.
“Dalam diskusi yang berlangsung terbuka dan konstruktif ini, satu isu yang sangat menjadi perhatian kami adalah kepastian regulasi. Saya bisa merasakan keresahan mereka, banyak regulasi yang sering kali membawa ketidakpastian, menghambat investasi, dan mengganggu rencana ekspansi bisnis,” jelas Luhut.
Ia menjelaskan hal ini bukan menjadi hambatan tersendiri bagi investor baru namun juga investor yang sudah berulang kali berinvestasi di Indonesia.
“Semua temuan ini akan kami laporkan langsung kepada Presiden Prabowo dalam waktu dekat, sebagai dasar pengambilan kebijakan yang lebih strategis. Deregulasi adalah kunci. Jika aturan terlalu berbelit, transformasi ekonomi akan berjalan lambat. Inilah yang membuat reformasi struktural menjadi prioritas utama kami,” tambah Luhut.
“Kolaborasi yang erat, keinginan untuk mendengar, serta keberanian untuk berbenah adalah kunci agar Indonesia terus menjadi rumah yang ramah bagi investasi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tutur Luhut. (*)