Infoseputarpati.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan jika pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2024 lebih rendah daripada tahun 2023.
Ia menjelaskan jika pertumbuhan ekonomi 2024 ini melambat dengan angka 5,03 persen. Kelambatan ini diakibatkan karena banyaknya tantangan dan dinamika.
“Tahun 2024 merupakan tahun yang penuh tantangan dan dinamika, baik dari sisi global maupun domestik,” kata Sri Mulyani dalam keterangan tertulis, Kamis (6/2/2025).
Walaupun demikian, Sri Mulyani menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia masih kuat dan stabil berada pada angkat 5%.
“Berkat kerja keras, sinergi yang solid dan peran strategis APBN sebagai instrumen dalam mengawal perekonomian Indonesia, kita mampu menjaga stabilitas dan pertumbuhan hingga akhir tahun 2024,” ujar Sri Mulyani.
Konsumsi rumah tangga tumbuh sebanyak 4,98 persen. Terjaganya konsumsi masyarakat didukung oleh inflasi yang dapat dijaga.
“APBN menjaga daya beli masyarakat antara lain melalui belanja bantuan sosial bagi kelompok berpenghasilan rendah, serta penguatan distribusi pasokan pangan untuk stabilitas harga,” tutur Sri Mulyani.
Kemudian untuk konsumsi pemerintah, sepanjang tahun 2024 tumbuh pada angka 6,61% dengan pertumbuhan 4,17% pada triwulan IV-2024.
“Kinerja yang sangat baik tersebut tercermin dari peran belanja negara yang semakin optimal sebagai shock absorber untuk menjaga konsumsi masyarakat, menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung agenda pembangunan. Realisasi belanja negara tersebut memberikan multiplier effect bagi perekonomian, baik terhadap aktivitas dunia usaha maupun konsumsi masyarakat melalui kebutuhan dasar seperti kesehatan, pendidikan dan perlinsos,” beber Sri Mulyani.
“Stabilitas ekonomi-politik serta dukungan kebijakan fiskal dan moneter, mampu meningkatkan kepercayaan investor dan realisasi investasi di berbagai sektor, termasuk hilirisasi. Hal ini terlihat dari realisasi PMA dan PMDN yang tumbuh 20,82% dengan total nilai Rp 1.714 triliun, lebih dari target yang ditetapkan,” ungkap Sri Mulyani.
Kemudian utuk sekstor pertanian, terdapat pertumbuhan 0,71% pada kuartal IV atau 0,67% untuk keseluruhan tahun 2024.
Nilai yang sangat kecil dibandingkan dengan pertumbuhan komponen yang lain ini dikarenakan adanya penurunan pada produksi kelapa sawit dan padi.
“Namun demikian, kinerja sektor pertanian diperkirakan akan meningkat seiring dengan kebijakan swasembada pangan dan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Sementara itu, sektor pertambangan juga tumbuh moderat sebesar 3,95% pada kuartal IV atau 4,90% untuk tahun 2024,” imbuhnya. (*)