Semarang, Mitrapost.com – Warga Kelurahan Tembalang Kecamatan Tembalang, Kota Semarang yang tergabung dalam Majelis Taklim Al Fikri berhasil menabung dan berangkat umrah bersama.
Masyarakat menabung mulai dari yang nominal terkecil yaitu Rp50 ribu sejak tahun 2017.
Mereka yang berprofesi sebagai penjual pecel, tukang bersih-bersih pun membuka rekening tabungan agar dapat menunaikan umrah.
“Setiap minggu itu ada yang menabung Rp 100.000, ada yang Rp 50.000, rata-rata pekerjaan mereka adalah tukang bersih-bersih kos-kosan, jualan pecel, ibu rumah tangga,” kata Ketua Majelis Taklim Al Fikri, Istna Mangisah (51), kepada detikJateng di Majid Kampus Undip, Minggu (8/12/2024).
Perjuangan menabung pun tidak mudah, terdapat suatu momen ketika Covid, beberapa jemaah menguras tabungannya untuk bertahan hidup.
“Tahun 2020 itu kita kena COVID, banyak jemaah yang akhirnya uangnya dipakai untuk makan sehari-hari, dan mereka kembali menabung 2021. Saya pompa kembali semangatnya,” ungkap Istna.
“2021 pertengahan kita mulai ngaji kembali, nabung kembali dengan Rp 100-200 ribu. Kemudian syawal kemarin manasik haji di Boyolali dan bilang ‘berangkat tahun ini saja, jangan tahun depan’,” ujarnya.
Diketahui bahwa mereka mendapatkan potongan harga karena dapat berangkat bersama-sama.
“Biayanya untuk bisa berangkat umrah sekitar Rp 30 juta dan alhamdulillah karena kami rombongan, dari biro mendapatkan diskon,” jelasnya.
“Seharusnya DP (down payment) Rp 10 juta, tapi akhirnya boleh ada yang DP Rp 1 juta. Kemudian dia (jemaah) terus nabung sambil kerja tukang laundry, anaknya tukang ojek, semangat terus akhirnya bisa berangkat sama anaknya,” lanjut dosen Undip ini.
Mayoritas anggota majelisnya ini akan umrah untuk pertama kalinya. Istna lantas menceritakan tips agar dapat mencapai tujuan umrah bersama.
“Tipsnya kalau menurut saya itu niat yang kuat, harus diiringi usaha, tidak hanya omongan. Keyakinan yang kuat, Allah maha kaya, umrah itu bukan masalah biaya tapi siapa yang mau pasti diberangkatkan,” tuturnya.
“Ketiga merengeklah sama Allah seperti anak kecil. Berikutnya bikin passport, punya koper, bilang ke Allah sudah siap berangkat. Kemudian foto jemaah yang backgroundnya kakbah dipajang, tiap ngaji kita doa,” pesan Istna. (*)