Infoseputarpati.com – Mati listrik atau yang kita kenal dengan mati lampu adalah peristiwa yang menakutkan karena sekeliling serba gelap gulita.
Berdasarkan riwayat oleh Imam Abu Dawud dalam beberapa literatur hadits mursal-nya yang juga termaktub dalam Kitab Tafsir Jalalain karya Syekh Jalaluddin Muhammad bin Ahmad Al-Mahalli dikisahkan bagaimana Rasulullah menghadapi mati lampu.
Pada suatu malam, saat Rasulullah sedang berdua dengan istrinya, Sayyidah ‘Aisyah radhiyallahu anha. Tiba-tiba penerangan rumah sederhana padam dan menyebabkan gelap gulita.
Rasulullah pun berucap:
إِنَّا للهِ وَ إِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ
Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn.
Artinya, “Sesungguhnya kita semua adalah kepunyaan Allah, dan hanya kepada-Nyalah kita semua kembali.”
Sayyidah ‘Aisyah berkata, “Sesungguh (yang mati) ini hanyalah lampu penerangan.”
Ia mengira bacaan tersebut hanya diucapkan ketika terjadi musibah seperti ketika ada saudara muslim meninggal dunia atau terjadi bencana alam yang merenggut banyak korban jiwa.
Namun Nabi kemudian berkata, “Segala sesuatu yang menyusahkan seorang mukmin maka itu adalah musibah.”
Hal itu mengingatkan umat Islam untuk senantiasa mengingat Allah dalam keadaan apapun, bahkan dalam hal sesederhana lampu yang padam.
Mengingat Allah dapat memberikan dampak yang sangat positif bagi kehidupan manusia. Misalnya ketika mengalami hal yang tak sesuai rencana, maka manusia biasanya akan mudah merana dan gundah gulana. Namun tidak demikian saat ia mengingat bahwa segala sesuatu ada dalam kuasa Allah.
Sebaliknya, saat sedang senang manusia pun tak akan mudah sombong, lupa diri, terlalu berbangga saat mengingat Allah. (*)