Impor Berlebihan Buat Susu Lokal Tak Terserap di Pengolahan

Infoseputarpati.com – Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi memberi sorotan terkait dengan peternak susu yang membuang hasil produknya di Boyolali.

Budi mengungkap alasan mengapa peternak susu lokal yang harus menanggung kerugian.

Ia mengatakan impor susu yang terlalu banyak membuat harga susu lokal anjlok, bahkan tidak terserap pada perusahaan pengolah susu.

Australia dan Selandia Baru biasanya memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas dengan  Indonesia sehingga harga produk lebih murah 5 persen.

“Negara-negara mengekspor susu memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas dengan Indonesia yang menghapuskan bea masuk pada produk susu sehingga membuat harga produk mereka setidaknya 5% lebih rendah dari harga pengekspor susu global lainnya,” jelas Budi Arie di Kantor Kementerian Koperasi, Jakarta Selatan, dikutip dari Detik News, pada Selasa (12/11/2024).

Hal tersebut disinyalir membuat para peternak susu di Indonesia mengalami kerugian karena harga susu yang lebih murah.

“Hal ini membuat para peternak sapi di Indonesia mengalami kerugian dimana harga susu segar menjadi lebih murah. Saat ini harganya mencapai Rp 7.000 per liter, harga keekonomian yang ideal adalah Rp 9.000 per liter. Padahal susu skim secara kualitas jauh di bawah susu sapi segar karena sudah melalui berbagai macam proses,” bebernya.

Adapun produksi susu tahunan yang dihasilkan dari Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) yaitu 407.000 ton atau menyumbang sekitar 71%. Sementara peternakan modern memproduksi 164.000 ton atau 29%.

“Kedua,Kemenkop akan berkoordinasi dengan pemerintah untuk meninjau regulasi import susu. Ketiga, pemerintah akan mengadakan program makan bergizi gratis mengandalkan produksi susu dalam negeri,” terang dia.

Lebih lanjut, Kemenkop mendorong koperasi susu untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi susu.

“Ini baik dalam teknologi pengelolaan hingga teknologi penyimpanan, sehingga produksi yang berlebih dapat ditangani sesuai dengan proses standar mutu,” tutupnya.

Sementara itu, Wakil Menteri Koperasi dan UKM, Ferry Juliantono menyebut tingginya impor susu menekan produktivitas peternak lokal.

“Kementerian Koperasi ingin menegaskan bahwa selain menyelesaikan masalah yang dihadapi peternak sapi perah di Boyolali, kami juga akan menindaklanjuti pertemuan pagi tadi bersama Kementerian Pertanian dan Sekretariat Negara. Presiden telah menginstruksikan agar masalah ini segera dituntaskan,” tutur dia. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Menarik Dibaca