Makanan yang Dapat Bikin Parah Depresi

Infoseputarpati.com – Siapa yang menyangka jika makanan dapat mempengaruhi faktor emosional pada seseorang.

Hal ini sesuai dengan salah satu studi 2017, yang mengungkapkan orang yang mengalami gejala depresi dapat membaik ketika menerima sesi konseling nutrisi dan mengonsumsi makanan.

Beberapa jenis makanan yang disarankan adalah makanan yang segar dan memiliki nutrisi, termasuk makanan yang mengandung vitamin B, D, protein, selenium, omega-3, prebiotik dan zinc yang biasanya terdapat dalam sayuran, buah, daging dan olahan susu. Peneliti menyimpulkan bahwa untuk mengelola atau memperbaiki gejala depresi adalah dengan mengatur pola makan.

Sementara itu, terdapat beberapa pula makanan dan minuman yang perlu dibatasi konsumsinya. Ini karena asupan berikut ini dapat memperburuk gejala depresi, Berikut daftarnya;

Alkohol

Beberapa orang mungkin ingin minum alkohol untuk mengatasi depresi. Namun, sebenarnya minuman keras ini dapat menimbulkan kecemasan baru. Kebiasaan minum alkohol dapat menyebabkan kecanduan yang bisa memicu masalah baru kecelakaan, masalah keluarga, kehilangan pekerjaan, dan kesehatan yang buruk.

Makanan olahan

Makanan olahan seperti junk food minim nutrisi, namun tinggi kalori dan gula. Konsumsi makanan seperti ini memberikan efek baik pada suasana hati, tetapi sifatnya hanya sementara. Makanan tinggi gula membuat seseorang mengalami peningkatan energi tubuh, kemudian menurun. Ini dapat meningkatkan risiko depresi.

Gorengan

Lemak jenuh dari gorengan dapat memicu peradangan, dan juga dapat mengganggu fungsi otak serta memperburuk gejala depresi. Hindari konsumsi makanan dan daging olahan saat mengalami stres.

Kafein

Asupan kafein dalam jumlah sedang dapat bermanfaat bagi penderita depresi. Manfaat kafein mungkin berasal dari efek stimulan dan sifat antioksidannya. Namun, beberapa penelitian menemukan bahwa konsumsi berlebihan dapat meningkatkan perasaan cemas, stres, dan depresi pada anak usia sekolah. Selain itu, kafein juga dapat memengaruhi kemampuan tidur seseorang, padahal tidur merupakan aktivitas yang dapat meningkatkan suasana hati dan rileksasi. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *